Jangan melihat lagi ke belakang, mari kita fokus ke depan.
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Maluku mengunjungi pengungsi Kariuw di Negeri Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Kamis.
Mereka yang langsung menemui warga Kariuw di antaranya Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif, Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon, Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P Ritiauw, Dandim 1504 Kolonel Inf D.C. Soumokil, dan Ketua Sinode GPM Pendeta Elifas Maspaitella.
Kedatangan Forkopimda Maluku di Aboru itu bertujuan untuk melihat kondisi para pengungsi Kariuw yang terkena dampak konflik pada Rabu (26/1).
Dalam pertemuan dengan sejumlah masyarakat Kariuw di Negeri Aboru itu, Kapolda Maluku mengatakan, sangat prihatin dan menyesalkan terjadinya konflik antarwarga tersebut.
“Saya sangat prihatin betul, karena saya tahu ini adalah sesuatu yang tidak baik untuk psikologis, saya sangat pahami itu. Dan saya komit ini tidak akan terjadi lagi,” kata Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif.
Ia menyebutkan, aparat keamanan akan mengumpulkan harta benda milik masyarakat Kariuw yang masih utuh tersisa di lokasi kejadian.
“Ada sepeda motor 58 unit, masih utuh. Tadi ada keinginan dari warga untuk menjaga barangnya, itu sudah kami lakukan. Itu sudah kami kumpulkan dalam satu tempat, dan itu akan sama-sama kita jaga oleh TNI Polri. Ini langkah-langkah progres yang kita lakukan hari ini,” ujarnya pula.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Wakil Gubernur juga menyampaikan pesan damai kepada masyarakat Kariuw dan Aboru.
“Jangan melihat lagi ke belakang, mari kita fokus ke depan, agar tidak mengingat hal-hal yang kejam lagi di masa yang sudah berlalu,” kata Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno.
Ia menambahkan, untuk masyarakat Kariuw yang kehilangan KTP dan ijazah bisa dibuat lagi secepatnya.
“KTP dan ijazah itu bisa diurus cepat dan lain-lain. Bapa raja dan sekretaris desa nanti bisa melihat itu,” katanya lagi.
Dalam pertemuan tersebut, warga Kariuw mengecam keras terjadinya penyerangan. Mereka meminta agar para pelaku dapat segera ditangkap dan diproses secara hukum yang berlaku.
Pada kesempatan itu, masyarakat Kariuw yang mengungsi di Aboru diminta kembali ke kampung halamannya. Pemerintah menjamin akan menyalurkan bantuan sosial kepada mereka selama di pengungsian.
Sebelum dikembalikan ke Kariuw, masyarakat juga mengharapkan agar pemerintah dapat mencari tempat relokasi.
Dalam pertemuan itu, warga juga mengharapkan agar aparat keamanan dapat membangun pos permanen di setiap perbatasan wilayah dengan Ori maupun Pelauw.
Baca juga: Pangdam minta polisi tegakkan hukum buat pelaku konflik
Baca juga: Kapolda Maluku: Negara hadir beri kenyamanan untuk warga
Pewarta: Winda Herman
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022