Dalam pertemuan dengan Rektor UPI Solehuddin di Jakarta, Kamis, Zainudin menyampaikan bahwa lulusan Fakultas Keolahragaan banyak yang kalah saing karena tidak memiliki sertifikat untuk menjadi pelatih cabang olahraga.
"Jadi kita kekurangan di tenaga-tenaga kepelatihan, anak-anak kita yang kuliah empat tahun kalah dengan yang dua minggu ikut kursus pelatihan. Mungkin setelah lulus mereka bisa mendapatkan sertifikat pelatih sesuai bidang. Jadi selain ijazah ada sertifikat," katanya dalam siaran pers Kemenpora.
Baca juga: Bicara prestasi olah raga juga bicara sport science, kata Menpora
Dalam kesempatan tersebut, Zainudin juga memberikan pesan kepada rektor UPI agar membuat jurusan manajemen olahraga yang lulusannya diharapkan bisa menjadi pengelola induk cabang olahraga.
Menurut dia, pengurus induk cabang olahraga selama ini kerap memiliki masalah dalam pengelolaannya karena tidak mengerti ilmu manajemen olahraga.
Lebih lanjut, Menpora juga mendukung dan menyambut baik rencana UPI mendirikan Fakultas Keolahragaan di bidang kesehatan dan kedokteran sebagai bentuk dukungan implementasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), apalagi Jawa Barat menjadi salah satu sentra pembinaan prestasi.
Sementara itu, Solehuddin menjelaskan bahwa keberadaan Fakultas Keolahragaan di bidang sport medicine memang dibangun guna mendukung kesuksesan rencana besar pemerintah, yakni implementasi DBON.
"Sehingga dengan fakultas yang kami bangun ini mudah-mudahan bisa mendukung pemerintah dalam menyukseskan program dan kebijakan DBON ini dalam rangka mendukung prestasi olahraga nasional, disamping dalam rangka mendukung kesehatan masyarakat," jelasnya.
Baca juga: Menpora resmikan sarana olahraga Universitas Indonesia
Baca juga: Indonesia kekurangan pelatih menembak bersertifikat internasional
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022