Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Agung Sudiono Abadi mengimbau warga agar mewaspadai potensi angin kencang lebih dari 25 knot melanda wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur.Potensi angin kencang ini diakibatkan pusat tekanan rendah yang terpantau di Australia bagian barat yang meningkatkan kecepatan angin di Samudera Hindia di selatan NTT
"Potensi angin kencang ini diakibatkan pusat tekanan rendah yang terpantau di Australia bagian barat yang meningkatkan kecepatan angin di Samudera Hindia di selatan NTT," katanya di Kupang, Jumat.
Ia menyebutkan potensi angin kencang tersebut terjadi di sejumlah pulau di NTT seperti Pulau Timor, Sabu, Sumba, Rote, dan Flores.
Selain itu, katanya, terdapat pertemuan angin (konfluensi) di Bali hingga NTT yang mampu meningkatkan pertumbuhan awan hujan (konvektif).
Kondisi ini menyebabkan potensi hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat.
Pihaknya mengimbau masyarakat di NTT agar tetap waspada akan potensi dampak hujan dan angin kencang yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, rob (banjir di wilayah pesisir), tanah longsor, pohon tumbang, maupun sambaran petir.
Masyarakat, kata dia, juga perlu melakukan mitigasi dengan menjaga lingkungan untuk meminimalisasi dampak bencana seperti memangkas pohon-pohon besar yang mudah rapuh, membersihkan saluran air, dan sebagainya.
BMKG menyarankan kepada masyarakat yang hendak memperoleh informasi cuaca terkini dapat langsung menghubung pihaknya yang membuka pelayanan informasi selama 24 jam.
Masyarakat, kata dia dapat memanfaatkan sejumlah kanal komunikasi yang disiapkan yaitu nomor kontak (0380)881613 atau whatsapp 081139404264.
Selain itu bisa melalui website: meteoeltari.com; email: met_kupang@yahoo.com, maupun aplikasi mobile apps INFO BMKG, demikian Agung Sudiono Abadi .
Baca juga: Angin kencang merusak rumah warga di Pulau Adonara
Baca juga: 35 rumah di Kabupaten Sikka rusak diterjang angin kencang
Baca juga: BMKG: Perbedaan tekanan sebabkan angin kencang melanda NTT
Baca juga: BNPB: Masyarakat NTT anggap gejala Siklon Seroja angin kencang biasa
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022