Presiden Joko Widodo meyakini Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) akan mampu menemukan cara dan strategi baru dalam menghadapi tantangan serta perubahan dunia yang sangat cepat seperti saat ini.
“Tantangan yang kita hadapi termasuk yang dihadapi ICMI ke depan semakin tidak ringan, namun ICMI sebagai wadah cendekiawan akan selalu mampu menemukan cara-cara baru, strategi-strategi baru dalam menghadapi tantangan dan perubahan dunia yang sangat cepat saat ini,” kata Presiden Jokowi dalam Pengukuhan Majelis Pengurus Pusat ICMI dan Peresmian Pembukaan Rakernas ICMI secara daring dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Baca juga: Jokowi: Kontribusi ICMI dalam transformasi Indonesia dibutuhkan
Presiden mengatakan tema Rakernas ICMI saat ini sesuai dengan agenda yang sedang dijalankan bangsa yakni transformasi untuk menemukan cara yang tepat dalam menghadapi perubahan zaman, tantangan, dan peluang yang ada.
Ia mengingatkan perubahan kerap kali datang tanpa dapat diduga seperti halnya pandemi COVID-19 yang sudah dua tahun melanda dunia, termasuk Indonesia.
“Banyak hal yang di luar bayangan kita, pada saat kita membuat rencana. Ketidakpastian itu bisa datang tiba-tiba tanpa kita duga,” ujarnya.
Karena itu, Presiden menekankan kemenangan dapat diraih bangsa Indonesia bukan hanya karena perencanaan yang baik, namun juga karena kecepatan bertransformasi dan karena kecepatan menyesuaikan pada tantangan dan peluang yang ada.
Selain itu, kata Presiden, kemenangan juga diraih dengan kemampuan bekerja yang efisien dan efektif, serta memanfaatkan kemampuan cendekiawan dan juga teknologi.
Presiden menekankan pemerintah saat ini sedang bekerja keras mengawal transformasi besar Indonesia. Transformasi itu agar Indonesia mampu bersaing di tataran dunia yang semakin kental dengan hiperkompetisi.
“Kita harus membuka lapangan kerja seluas-luasnya, kita harus mensejahterakan petani, nelayan, buruh industri. Kita harus memfasilitasi pelaku UMKM agar naik kelas dengan digitalisasi, kita harus dukung peningkatan produk dalam negeri. Dan untuk itu kita harus mempermudah investasi yang besar, sedang maupun kecil dari dalam dan luar negeri,” jelas Presiden.
Beberapa agenda transformasi struktural Indonesia, antara lain, penghentian ekspor bahan mentah untuk menerapkan hilirisasi industri, kemudian juga transformasi ekonomi digital, serta pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
“Program pembangunan Ibu kota Negara adalah bagian penting dari transformasi itu. Program IKN bukan sekedar pindah gedung, pindah pemerintahan. Pindah ibu kota adalah pindah cara kerja, pindah mindset dengan berbasis ekonomi modern, dan membangun kehidupan sosial yang lebih adil dan inklusif,” kata Presiden.
Baca juga: Presiden Jokowi: Ibu Kota Negara baru bukan sekadar pindah gedung
Baca juga: Arif Satria: ICMI harus besar dengan gagasan
Baca juga: Rektor IPB Arif Satria berpantun sambut terpilihnya jadi Ketua ICMI
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2022