• Beranda
  • Berita
  • IHSG diperkirakan menguat, ditopang sinyal positif dari Wall Street

IHSG diperkirakan menguat, ditopang sinyal positif dari Wall Street

31 Januari 2022 10:16 WIB
IHSG diperkirakan menguat, ditopang sinyal positif dari Wall Street
Ilustrasi - Seorang pengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama.

IHSG pada hari ini diperkirakan akan bergerak menguat melanjutkan reli pada penutupan pekan kemarin

Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan diperkirakan menguat mendapat arahan positif dari indeks saham di Wall Street.

IHSG dibuka menguat 11,2 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.656,71. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,54 poin atau 0,27 persen ke posisi 952,31.

"IHSG pada hari ini diperkirakan akan bergerak menguat melanjutkan reli pada penutupan pekan kemarin," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Alwin Rusli dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

IHSG berhasil ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu di level 6645.51. Minimnya sentimen dari dalam negeri membuat IHSG mengalami penguatan terbatas di tengah rilis laporan keuangan saham perbankan sepanjang 2021 yang dinilai memuaskan dan menjadi penggerak IHSG.

Baca juga: IHSG Senin dibuka naik 11,2 poin

Masih dari dalam negeri, kenaikan harga komoditas CPO yang dapat menguntungkan untuk emiten CPO dan adanya insentif dari pemerintah untuk harga minyak ritel akan menjadi katalis positif bagi IHSG.

Selain itu data dari dalam negeri yang lebih stabil seperti defisit fiskal dan utang Indonesia juga menjadi sentimen positif.

Defisit fiskal Indonesia relatif terkendali dibanding negara lain sepanjang 2020 sampai 2021 yaitu defisit 10,8 persen, lebih rendah dibandingkan Myanmar 11,1 persen, Thailand 11,6 persen, Filipina 13,4 persen, Arab Saudi 14,4 persen, China 18,7 persen, Afrika Selatan 19,3 persen, Brasil 19,5 persen dan India 24 persen.

Defisit yang meningkat tentu akan turut meningkatkan utang, namun Indonesia masih tergolong terkendali dibanding beberapa negara berkembang lainnya.

Dari 2020 ke 2021, utang Indonesia naik 10,8 persen sedangkan Thailand 17 persen, Filipina 22 persen, Afrika Selatan 12 persen, China 11,8 persen, Malaysia 13,6 persen.

Baca juga: Negara-negara di Asia diperkirakan lolos dari goncangan inflasi global

Bursa AS pada akhir pekan lalu ditutup kompak di zona hijau. Bursa AS mengalami gejolak atau volatilitas yang cukup tinggi terkait kebijakan siklus suku bunga yang tinggi.

Investor mencoba untuk menyesuaikan diri di tengah rilis data ekonomi yang kurang memuaskan yang menunjukkan penurunan belanja konsumen.

Dari Asia, pelaku pasar masih menunggu rilis data keyakinan konsumen Jepang pada Januari yang diperkirakan akan mengalami ekspansi 39,5 persen.

Sementara dari China, rilis data ekonomi kurang memuaskan yaitu Caixin Manufacturing PMI pada Januari yang mengalami level terendahnya selama 23 bulan terakhir yaitu 49,1.

IHSG hari ini diprediksi akan bergerak pada rentang 6.590 hingga 6.700.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 767,34 poin atau 2,93 persen ke 26.937,64, Indeks Hang Seng naik 122,21 poin atau 0,52 persen ke 23.672,29, dan Indeks Straits Times meningkat 17,17 atau 0,53 persen ke 3.263,5.

Baca juga: Saham Asia awali pekan ini dengan hati-hati, minyak terus menguat

Baca juga: Rupiah bergerak melemah jelang perayaan Tahun Baru Imlek



 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022