"Kita perlu memberikan ruang yang lebih besar kepada warga NU dari generasi milenial, dari generasi Gen Z untuk tampil dan mengambil peran sentral dalam perkembangan Indonesia yang baru," kata Presiden Joko Widodo di Balikpapan Sport and Convention Center, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam acara Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah Ke-96 NU yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin, Ketua DPR RI Puan Maharani, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Rais Aam NU KH Miftachul Akhyar, Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf serta pejabat terkait lainnya.
"Kaum muda NU yang aktif di 'creative industry', di 'fashion designer', di grafik 'designer' dan lain-lain. Kaum muda NU yang menjadi 'IT specialist', 'programmer', 'IT security expert', 'web developer' dan lain-lain, banyak sekali, ini yang harus diambil dan dimanfaatkan," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi menyebut kelompok muda profesional NU banyak yang bekerja di korporasi, perusahaan rintisan global atau konsultan konsultan global.
"Banyak sekali, perlu punya naungan dan wadah yang kuat di organisasi PBNU untuk mendukung inovasi inovasi tersebut, NU perlu mempunyai sentra-sentra inkubator inovasi yang sangat efektif," tambah Presiden.
Presiden Jokowi pun mengungkapkan ia mengenal salah seorang generasi muda NU yang sudah berkiprah secara global.
"Saya kenal satu orang, yang lain masih banyak lagi. Beliau ini kerja di Singapura sudah lama, 7 tahun yang lalu saya ketemu, mengerjakan ini semuanya apa pun bisa. Masih muda sekali, namanya mas Ainun Najib, NU, tapi di sana gajinya sangat tinggi sekali," ungkap Presiden.
Presiden menyebut bila Ainun Najib kembali ke Indonesia harus bisa digaji lebih besar dari pendapatannya di Singapura.
Baca juga: Presiden akan hadiri pengukuhan Pengurus Besar NU di Balikpapan
Baca juga: Presiden bayangkan NU miliki basis data digital
"Ini nanti tugasnya Pak Kiai. kalau beliau yang 'ngendiko' (bicara), digaji berapa pun, bismillah pasti mau," kata Presiden.
Presiden Jokowi pun berterima kasih atas kiprah NU selama ini dalam menjaga NKRI dan Pancasila.
"Pandangan 'hubbul wathon minal' iman juga NKRI harga mati, telah merangkai persatuan dan kesatuan bangsa. NU telah terus-menerus mendorong moderasi beragama, bertoleransi dan kebangsaan. NU dapat menunjukkan wajah Islam, menunjukkan wajah Indonesia yang teduh dan ramah di mata dunia dan menunjukkan agama dan budaya yang bersanding saling memperkaya satu sama lain," jelas Presiden.
Semua hal tersebut telah membuat Indonesia menjadi bangsa bersatu dalam keberagaman dan menjadi rujukan bagi bangsa-bangsa lain.
Presiden Jokowi pun dengan tegas menyatakan kekuatan NU luar biasa besar yang dapat berkontribusi untuk Indonesia dan dunia.
"Dengan jumlah warga NU yang sangat besar, sekitar separuh lebih dari warga muslim Indonesia serta dengan jaringan organisasi yang sangat lengkap yang tersebar di seluruh pelosok negeri dan luar negeri, NU merupakan potensi bangsa yang sangat besar," ungkap Presiden.
Kontribusi NU yang paling utama, menurut Presiden Jokowi, adalah melalui peran besar para ulama besar yang menjadi sumber tuntunan umat.
"Tapi semakin banyaknya warga nahdliyin yang cendekiawan, kaum profesional, wirausaha, dan para teknolog, akan membuat NU semakin memberikan warna dalam dunia baru yang semakin berubah," tambah Presiden.
Jika jaringan NU yang besar tersebut digerakkan untuk menggulirkan agenda agenda strategis nasional, menurut Presiden Jokowi, maka akan menjadi kekuatan besar yang sangat potensial.
"Untuk mempercepat menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa dan kemanusiaan. semua potensi itu perlu dijahit, perlu dirajut dalam rumah besar NU sehingga NU bisa makin berperan dalam kemandirian dan kemajuan bangsa," tutur Presiden.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022