"Kami ingin membangun sekolah bertaraf internasional di Wakatobi," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad di Wangi-wangi, Wakatobi, Sultra, Sabtu.
Menurut Fadel, sekolah bertaraf internasional itu diharapkan dapat menjadi "benchmark" (tolak ukur) dari beberapa sekolah kelautan serupa lainnya di Tanah Air.
Rencananya sekolah yang akan dinamakan School for Marine Conservation (SMC) itu akan memiliki tiga jurusan bidang keahlian, yaitu Manajemen Konservasi, Biodiversitas dan "Ocean Engineeting".
Selain iru, SMC juga dirancang untuk dapat memenuhi 400 mahasiswa, 50 dosen dan sekitar 2 ribu peserta pelatihan dari masyarakat.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan SDM KKP Sjarief Widjaja mengatakan, dalam satu pertimbangan atas terpilihnya Wakatobi sebagai lokasi sekolah adalah karena Wakatobi telah berpuluh tahun dijadikan sebagai lokasi penelitian oleh sejumlah perguruan tinggi ternama di Eropa dan Amerika.
Menteri Kelautan dan Perikanan juga menuturkan, Wakatobi merupakan daerah konservasi atau kawasan taman nasional yang ditetapkan sejak 1996 dengan luas keseluruhan 1,39 juta hektare.
Taman Nasional Wakatobi, masih menurut dia, memiliki potensi sumber daya alam laut yang bernilai tinggi, baik jenis dan keunikannya, dengan panorama bawah laut yang menakjubkan.
Berdasarkan data KKP, taman nasional Wakatobi memiliki 25 gugusan terumbu karang dengan keliling pantai dari pulau-pulau karang sepanjang 600 kilometer.
Selain itu, taman tersebut juga dilaporkan memiliki 112 jenis karang dari 13 famili serta 93 jenis ikan baik ikan konsumsi, perdagangan, maupun ikan hias.
Pemerintah telah berencana menetapkan 20 juta hektare kawasan konservasi perairan pada 2020. Sampai 2011, jumlah kawasan tang ditetapkan baru seluas 13,5 juta hektare.
Hingga 2020, KKP memperkirakan bahwa kebutuhan tenaga pengelola kawasan konservasi mencapai sekitar 5 ribu orang. (M040/S004/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011