• Beranda
  • Berita
  • Menkes: Puncak kasus Omicron bisa lebih banyak 3-6 kali lipat Delta

Menkes: Puncak kasus Omicron bisa lebih banyak 3-6 kali lipat Delta

31 Januari 2022 16:07 WIB
Menkes: Puncak kasus Omicron bisa lebih banyak 3-6 kali lipat Delta
Tangkapan layar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (31/1/2022). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)

kalau puncaknya kita dulu pernah 57.000 per hari kita mesti siap-siap dan hati-hati dan waspada, tidak perlu kaget

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan puncak kasus COVID-19 varian Omicron bisa lebih banyak  3-6 kali lipat dari varian Delta.
 
"Penularan tinggi sekali dan Indonesia pasti akan mengalami ini. Jadi kalau puncaknya kita dulu pernah 57.000 per hari kita mesti siap-siap dan hati-hati dan waspada, tidak perlu kaget. Di negara-negara lain bisa tiga sampai enam kali dibandingkan puncaknya Delta," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers secara daring diikuti di Jakarta, Senin.
 
Ia mengemukakan kasus di Amerika Serikat sempat mencapai 800.000 per hari akibat Omicron dibandingkan dengan Delta yang mencapai 250.000 per hari. Di Prancis mencapai 360.000 per hari, lebih banyak dibandingkan dengan Delta yang 60.000 hari.

Baca juga: Menkes: Kerja sama berbagai pihak percepat program vaksinasi booster
 
"Negara yang mirip dengan kita, Brasil sekarang juga masih naik di kisaran 190.000 kasus per hari dibandingkan dengan puncaknya Delta 80.000 per hari, India sekarang 310.000 per hari dibandingkan Delta 380.000 per hari, Jepang 65.000 per hari sedangkan Delta 25.000 kasus per hari," papar dia.
 
Menkes Budi memperkirakan puncak kasus COVID-19 akibat varian Omicron terjadi di akhir Februari 2022.

Baca juga: Menkes: Jangan panik berlebihan hadapi Omicron

Baca juga: Menkes sebut Omicron di Indonesia mencapai 1.988 kasus
 
"Kita masih belum tahu berapa puncaknya akan terjadi di Indonesia yang perkiraan kami akan terjadi di akhir Februari. Tapi tadi kami sudah sampaikan bahwa di negara-negara lain bisa tiga kali sampai enam kali dibandingkan puncaknya Delta," tuturnya.
 
Menkes meminta masyarakat untuk membatasi mobilitas dan selalu waspada agar dapat terhindar dari paparan COVID-19.
 
"Pesan saya tetap waspada, hati-hati, batasi mobilitas jangan terlalu agresif, batasi bergerak ke mana-mana. Kalau tidak perlu sekali berkerumun atau mobilitas ya kita kurangi karena nanti dampaknya akan mudah tertular dan menularkan ke orang lain," kata Menkes Budi.

Baca juga: Menkes laporkan jumlah kematian akibat Omicron di Indonesia tiga kasus

Baca juga: Menkes: Penanganan gelombang Omicron berbeda dengan Delta
 
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022