• Beranda
  • Berita
  • Kemenperin: Program DAPATI jadi solusi IKM hadapi tantangan usaha

Kemenperin: Program DAPATI jadi solusi IKM hadapi tantangan usaha

31 Januari 2022 16:34 WIB
Kemenperin: Program DAPATI jadi solusi IKM hadapi tantangan usaha
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Doddy Rahadi. ANTARA/HO-Biro Humas Kemenperin/am.

Badan Standardisasi Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Kebijakan Jasa Industri melaksanakan Program Dana Kemitraan Peningkatan Teknologi Industri (DAPATI) untuk membantu Industri Kecil Menengah (IKM) menghadapi berbagai tantangan usaha.

“Program DAPATI merupakan suatu bentuk konsultansi terkait penggunaan teknologi, sehingga IKM dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dan memenuhi segala kebutuhannya untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing, dan kemandirian industri,” kata Kepala Badan Standardisasi Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Melalui program itu Kemenperin memberikan bantuan pendanaan berupa sebagian biaya yang diperlukan untuk pelayanan jasa konsultansi teknis guna menyelesaikan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi IKM.

Pada 2021 Balai Besar Industri Agro (BBIA) sebagai satuan kerja BSKJI menjalankan program DAPATI bagi lima IKM pangan, salah satunya Konsultansi Sistem Keamanan Pangan “HACCP”  pada IKM CV Jaya Rasa Bengkulu.

Baca juga: Kemenperin optimalkan hilirisasi karet alam melalui program Dapati

CV Jaya Rasa Bengkulu merupakan IKM yang memproduksi  tulang ikan tengiri menjadi kerupuk. Usaha itu telah dimulai sejak 2018 dengan merek Kerupuk TUIRI yang menjadi salah satu oleh-oleh khas Kota Bengkulu.

Proses produksi di IKM itu masih dilakukan secara konvensional dan belum menerapkan prinsip Good Manufacturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), padahal permintaan pasar terus meningkat. 

Sementara itu dalam industri pangan, keamanan pangan merupakan prasyarat untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran yang berbahaya. 

Karena itulah selama kurang lebih enam bulan, BBIA memberikan pendampingan berupa perbaikan proses dan lay out produksi; desain dan perbaikan peralatan serta mesin produksi; analisis nilai gizi, cemaran kimia dan mikrobiologi; penentuan umur simpan (kadaluarsa produk); kalibrasi peralatan; pelatihan dan implementasi Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), HACCP dan pemasaran; pembuatan dokumen HACCP hingga pendaftaran dan pelaksanaan audit sertifikasi HACCP.

Baca juga: Kemenperin pacu serat alam jadi bahan baku tekstil via program Dapati

Berkat konsultansi atau pendampingan itu IKM CV Jaya Rasa Bengkulu menjadi salah satu dari 10 IKM berkinerja terbaik pada Program DAPATI Kemenperin Tahun 2021 sekaligus menjadi IKM pertama di Bengkulu yang telah tersertifikasi HACCP. Pemberian penghargaan akan dilaksanakan di Jakarta pada 3 Februari 2022 dan akan dihadiri Menteri Perindustrian.

“Selama ini, program konsultansi teknologi DAPATI mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk industri dalam negeri, termasuk dari sektor IKM,” ungkap Doddy.

Menurutnya, optimalisasi teknologi serta rekayasa proses dan produk meningkatkan penggunaan bahan baku sumber daya alam atau hasil industri hulu menjadi pendukung utama produk industri manufaktur dalam negeri.

“Hal ini sejalan dengan kebijakan pengoptimalan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dan substitusi impor,” tegas Doddy.

Baca juga: Pacu TKDN IKM, Kemenperin gulirkan program DAPATI

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022