"Kami telah berkomitmen untuk mengembangkan pariwisata melalui tradisi lokal yang selama ini telah terpelihara di masyarakat," kata Bupati Wonosobo, Abdul Kholiq Arif di Wonosobo, Minggu.
Ia mengatakan hal tersebut usai Festival Balon Tradisional menyambut Hari Jadi ke-186 Kabupaten Wonosobo di Lapangan Sapuran, Wonosobo. Ribuan masyarakat menyaksikan pelepasan puluhan balon tradisional yang berlangsung pada Minggu pagi tersebut.
Kholiq mengatakan, tradisi melepas balon telah terpelihara di Wonosobo sejak dahulu, yakni untuk menyambut Lebaran.
"Tradisi menerbangkan balon untuk mengganti tradisi membunyikan petasan pada waktu Lebaran ini kami kemas dalam bentuk festival tahunan dan ternyata mendapat sambutan sangat bagus dari masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, festival ini juga sebagai hiburan dan ajang silaturahmi bagi masyarakat.
Sementara ini, katanya, peserta festival balon hanya terbatas dari kelompok masyarakat Wonosobo. Ke depan, kalau memungkinkan akan mengundang peserta dari luar Wonosobo untuk berpartisipasi.
Panitia Festival Balon Tradisional 2011, Prabudi, mengatakan, festival kali ini menerbangkan sebanyak 24 balon tradisional dengan ukuran yang berbeda. Ukuran terbesar dengan tinggi balon mencapai 28 meter dari Dumpil, Kecamatan Kalikajar.
Ia mengatakan, festival balon berlangsung pada pukul 06.00-08.00 WIB. "Penyelenggaraan festival balon pada pagi hari, karena kalau terlalu siang angin terlalu kencang dan justru sulit untuk menerbangkan balon dengan baik," katanya.
Menurut dia, penilain terhadap peserta festival antara lain meliputi motif balon, kekompakan tim, dan akselerasi terbang.
Seorang peserta festival dari kelompok pemuda Dusun Langgeng, Karangluhur, Kecamatan Kertek, Makmun mengatakan, untuk membuat balon dengan tinggi 13 meter menghabiskan 318 lembar kertas sampul.
"Kami membuat balon tersebut selama satu bulan dengan menghabiskan dana sekitar Rp500 ribu. Kami merasa senang bisa berpartisipasi dalam festival ini karena dapat menghibur masyarakat," katanya.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011