"Acara ini menjadi atraksi yang cukup menarik bagi wisatawan. Apalagi wilayah ini, juga menjadi tujuan bagi turis asing untuk menginap. Juli dan Agustus adalah puncak kunjungan turis dari Eropa dan Amerika Serikat," kata Ketua Panitia Ruwahan Sudaryo Broto di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, wisatawan asing atau domestik yang tengah berada di wilayah tersebut juga diperbolehkan untuk menikmati secara langsung apem yang sudah dimasak oleh puluhan perempuan dari kelurahan itu.
Selain untuk wisatawan, apem tersebut juga akan dibuat gunungan yang diarak menuju ke Alun-Alun Utara untuk diikutkan dalam Festival Bentara Upacara Adat bersama perwakilan dari empat kabupaten lain di Provinsi DIY.
Tradisi Ruwahan, adalah tradisi yang sudah hidup dan berkembang di masyarakat yang dilakukan menjelang bulan puasa. Filosofi yang dipegang masyarakat dengan memasak kue tradisional itu adalah, apem menyimbolkan permohonan maaf atas seluruh kesalahan dan dosa.
Kegiatan ruwahan tersebut diikuti oleh 62 kelompok dengan masing-masing beranggotakan lima hingga tujuh orang. Panitia memberikan subsidi bagi setiap kelompok sebesar Rp50 ribu yang bisa dimanfaatkan untuk membeli bahan pembuat apem.
Sementara itu, Kepala Seksi Pembinaan dan Pengembangan Atraksi Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Sri Sadono DS mengatakan, kegiatan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk memperkenalkan budaya tradisi kepada wisatawan, khususnya wisatawan asing.
"Ruwahan adalah tradisi yang umum dilakukan oleh masyarakat Jawa menjelang bulan puasa. Di Yogyakarta, tradisi ruwahan yang juga dimanfaatkan untuk atraksi wisatawan baru dilakukan di Kelurahan Sosromenduran," katanya.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011