Berkat arahan pemegang saham, manajemen PT PIM berhasil mengaktifkan kembali Pabrik Amoniak PIM-1.
PT Pupuk Iskandar Muda (PIM), produsen pupuk anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero), mengoperasikan kembali Pabrik Amoniak-1 atau proses reaktivasi PIM-1 setelah 10 tahun atau satu dekade berhenti karena terkendala pasokan bahan baku dan masalah teknis.
Direktur Operasi & Produksi PIM Jaka Kirwanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa beroperasinya Pabrik Amoniak-1 ini karena perusahaan memperbaiki dengan melakukan penggantian suku cadang material dan penyediaan bahan baku gas menjadi prioritas manajemen.
"Berkat arahan pemegang saham, manajemen PT PIM berhasil mengaktifkan kembali Pabrik Amoniak PIM-1," kata Jaka.
Baca juga: Muhaimin minta pemerintah pastikan ketersediaan stok pupuk bersubsidi
Baca juga: Muhaimin minta pemerintah pastikan ketersediaan stok pupuk bersubsidi
Jaka mengatakan persiapan percobaan reaktivasi pabrik PIM-1 di mulai pada
April 2021, dan dilanjutkan start up pabrik pada awal Januari 2022 secara bertahap. Pabrik Amoniak-1 kembali beroperasi pada 29 Januari 2022 dengan kembali memproduksi amoniak.
April 2021, dan dilanjutkan start up pabrik pada awal Januari 2022 secara bertahap. Pabrik Amoniak-1 kembali beroperasi pada 29 Januari 2022 dengan kembali memproduksi amoniak.
Pengoperasian Pabrik PIM-1 ini, kata Jaka, merupakan sejarah baru bagi PIM maupun Pupuk Indonesia sebagai holding.
Dia mengatakan beroperasinya pabrik amoniak ini juga menjadi kado bagi PIM yang telah berusia 40 tahun pada 24 Januari 2022.
Dia mengatakan beroperasinya pabrik amoniak ini juga menjadi kado bagi PIM yang telah berusia 40 tahun pada 24 Januari 2022.
"Ini merupakan satu titik terang dan harapan baru bagi PIM untuk dapat terus melangkah ke depan dan meningkatkan produksi amoniak dan pupuk urea sehingga dapat terus mengabdi untuk negeri," kata Jaka.
Baca juga: Pupuk Indonesia dukung kembangkan Kopi Nusantara lewat Program Makmur
Jaka Kirwanto mengungkapkan bahwa PIM tetap melakukan langkah-langkah monitoring dan evaluasi terhadap beroperasinya Pabrik Amoniak-1 tersebut untuk tetap mengedepankan kesehatan dan keselamatan kerja termasuk juga pengawasan terhadap kelestarian lingkungan.
"Perjalanan masih panjang, kita belum sampai tujuan. Masih banyak yang harus kita selesaikan. Namun Pabrik Amoniak PIM-1 bisa berproduksi kembali, adalah langkah awal yang sangat krusial untuk kita syukuri. Dalam setiap tetes produk amoniak yang diproduksi, hal tersebut merupakan kristalisasi dari komitmen manajemen; ketangguhan, daya juang, kesabaran dan kompetensi semua yang terlibat," ucap Jaka.
Direktur Produksi PT Pupuk Indonesia (Persero) Bob Indiarto menyatakan bahwa dengan beroperasinya pabrik PIM-1 diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi bagi Pupuk Indonesia grup. Selain itu, PIM juga dapat berkontribusi lebih besar atas pendapatan, serta mampu memenuhi kebutuhan pupuk bagi petani, baik pupuk subsidi maupun non-subsidi.
“Saat ini yang terpenting adalah bagaimana menjamin kepastian pasokan bahan baku, agar pabrik PIM-1 dapat terus beroperasi dan bisa meningkatkan realisasi produksinya,” jelas Bob.
Sementara itu Vice President PKBL & Humas PIM Nasrun menyampaikan bahwa dengan hidupnya pabrik amoniak-1 yang telah mati suri selama 10 tahun menambah semangat baru bagi perusahaan, sehingga saat ini PIM berhasil menghidupkan dua pabrik amoniak dan dua pabrik urea walaupun masih terbatas.
Pada akhir tahun 2021 PIM juga sukses menghidupkan pabrik oksigen yang sudah mati suri selama 15 tahun sebagai upaya bantuan kemanusiaan memasok oksigen ke rumah sakit untuk pasien Covid-19 yang membutuhkan bantuan napas.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022