• Beranda
  • Berita
  • BI sebut 13,6 juta 'merchant' telah menggunakan QRIS di 2021

BI sebut 13,6 juta 'merchant' telah menggunakan QRIS di 2021

2 Februari 2022 18:44 WIB
BI sebut 13,6 juta 'merchant' telah menggunakan QRIS di 2021
Arsip foto - Konsumen membayar pesanannya melalui kode Quick Response Indonesia Standard (QRIS) di gerai Ke-Angkringan di Jalan Ampera Raya, Jakarta, Sabtu (6/2/2021). Pada tahun 2021, Bank Indonesia menargetkan pengguna QRIS yang didominasi oleh UMKM dapat meningkat hingga mencapai angka 12 juta pengguna. ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.

Pandemi COVID-19 telah mendorong penggunaan teknologi digital untuk berbagai transaksi ekonomi dan keuangan

Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono menyebut sebanyak 13,6 juta merchant atau pedagang mitra telah menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) sampai akhir Desember 2021.

Adapun sepanjang 2021 transaksi yang dilakukan dengan menggunakan QRIS mencapai nilai Rp27,7 triliun atau tumbuh 237 persen year on year.

"Pandemi COVID-19 telah mendorong penggunaan teknologi digital untuk berbagai transaksi ekonomi dan keuangan," katanya dalam Seminar Internasional tentang Inklusi Keuangan Digital yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Perkembangan teknologi finansial, digitalisasi produk dan jasa keuangan, dan aktivitas bisnis online juga telah membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang paling terdampak COVID-19 menjaga pendapatan dan tenaga kerja mereka.

Survey BI pada 2021 menunjukkan bahwa 20 persen dari UMKM berhasil memitigasi dampak pandemi COVID-19 dengan mendigitalisasi rencana bisnis ran memanfaatkan pemasaran melalui media online.

"UMKM berada pada pusat dari ketidakstabilan ekonomi karena banyaknya sektor UMKM yang paling terdampak pembatasan kegiatan masyarakat. Dampak dari pandemi terhadap kelompok rentan dan UMKM, khususnya perempuan dan pemuda, mungkin akan bertahan lebih lama dari perkiraan.

Merujuk data BI pada 2021, sebanyak 77,95 persen UMKM mengalami dampak negatif dari pandemi COVID-19 dimana pendapatan mereka berkurang dan pengeluaran operasional mereka justru bertambah.

Untuk itu pemerintah Indonesia, sebagaimana pemerintah negara lain di dunia, berusaha memitigasi dengan cara meningkatkan program jaminan sosial, termasuk untuk pelaku UMKM.

"Krisis COVID-19, menunjukkan bahwa negara dengan sistem jaminan sosial dan infrastruktur pembayaran yang maju, serta akses yang luas terhadap keuangan digital, lebih siap dalam melakukan pembayaran jaminan sosial yang efektif," katanya.

Baca juga: BI perluas kerja sama QRIS antarnegara dengan Malaysia
Baca juga: BI: Nilai transaksi digital banking naik 45,64 persen pada 2021
Baca juga: BI catat ada 400 ribu transaksi QRIS di Bali per bulan

 

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022