Mami mengatakan dari Indonesia yang kerap mengalami ancaman bencana, dunia dapat memahami pentingnya melakukan pencegahan untuk memastikan ketangguhan penanganan bencana.
"Dan Indonesia memahami bahwa bukan hanya pemerintah pusat yang harus memiliki ketangguhan, namun juga pemerintah daerah dan komunitas di tingkat lokal," ujar Mami dalam konferensi pers diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Indonesia matangkan NDC penuhi perjanjian iklim Paris
Mami menilai pemerintah Indonesia juga telah memahami bahwa kelompok rentan, dalam hal ini perempuan dan anak-anak, adalah yang paling perlu dilindungi. Namun lebih lanjut dari itu, perlu menjadi bagian dari proses pembuatan kebijakan.
Menurutnya, hal tersebut tidak dirasakan oleh negara lainnya, khususnya yang jarang menghadapi bencana akibat perubahan iklim.
"Banyak sekali pembelajaran dan pengalaman yang dapat diraih dari pengalaman Indonesia," ujar Mami.
Mami juga mengatakan GPDRR sangat penting digelar saat dunia tengah menghadapi pandemi COVID-19, guna menunjukkan bahwa itu adalah salah satu bencana yang sangat buruk.
Sehingga diperlukan "bulid back better" atau membangun lebih baik lagi agar negara-negara dapat menjadi lebih tangguh, asri dan pembangunannya lebih berkelanjutan.
Mami menekankan pesan yang disampaikan oleh Sekjen PBB bahwa diperlukan solidaritas serta memerlukan kerjasama untuk memastikan seluruh negara dapat keluar dari pandemi COVID-19 bersama-sama dengan lebih baik lagi.
Baca juga: PBB: GPDRR bangun kesepahaman global kesiapan hadapi bencana
Baca juga: Menko PMK laporkan kesiapan Indonesia helat GPDRR ke perwakilan PBB
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022