Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan sejak awal Januari 2022 telah terjadi peningkatan cukup tajam jumlah kasus mingguan sebesar 40 kali lipat yang disertai meningkatkan keterisian tempat tidur.Peningkatan yang terjadi cukup tajam
"Peningkatan yang terjadi cukup tajam dan dalam waktu singkat kasus meningkat cukup besar dan berkali-kali lipat. Peningkatan kasus positif pada minggu ini adalah yang terbanyak," jelas Wiku dalam konferensi pers virtual yang diikuti dari Jakarta, Rabu.
Berdasarkan data Satgas Penganan COVID-19 pada pekan pertama Januari 2022 terdapat 1.409 kasus yang kemudian naik menjadi 3.027 pada pekan berikutnya. Jumlah itu kemudian naik menjadi 5.454 kasus pada satu pekan setelahnya.
Pada 23 Januari 2022, jumlah itu telah naik menjadi sekitar 14.000 kasus dan kemudian meningkat tajam menjadi 56.807 kasus per 30 Januari 2022.
Baca juga: WHO: Peningkatan kematian akibat COVID sangat mengkhawatirkan
Baca juga: Satgas COVID-19: Pergerakan virus "terlihat" dari perilaku manusia
"Jumlah ini meningkat 40 kali lipat dibanding awal Januari. Bahkan jika dilihat dari dari kasus positif harian maka per tanggal 1 Februari kemarin kasus harian telah mencapai 16.000 kasus, lebih tinggi dari pada penambahan harian pada gelombang pertama di bulan Desember 2020 lalu," katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) rata-rata nasional mengalami kenaikan seiring pertambahan kasus dengan per 30 Januari 2022 berada di kisaran 13,89 persen.
Tingkat BOR tertinggi berada di DKI Jakarta dengan 52 persen, disusul Banten dengan 22 persen dan Jawa Barat 16 persen. Sementara BOR di 30 provinsi berada di bawah 10 persen.
Dia memastikan pemerintah mengantisipasi lonjakan pasien positif yang membutuhkan perawatan dengan meningkatkan jumlah tempat tidur hingga mencapai total 10.996 tempat tidur di ruang isolasi dan ICU rumah sakit rujukan.
Baca juga: Kemenkes: Positif COVID-19 varian Omicron di Indonesia 2.980 kasus
Baca juga: Menkes: Lima orang meninggal karena Omicron di Indonesia
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022