"Kami telah melakukan upaya terus-menerus untuk menyampaikan literasi keuangan yang sangat efektif bagi komunitas kami, juga dengan cara berbicara di universitas," kata Imansyah dalam Seminar Internasional tentang Inklusi Keuangan Digital, Rabu.
Modul-modul tersebut didistribusikan dalam bentuk buku, buku elektronik, video, dan game interaktif.
Terkait kerja sama dengan universitas, OJK juga menyediakan Fintech Center di berbagai universitas yang telah menandatangani perjanjian kerjasama.
Baca juga: OJK catat kredit melawan rentenir telah disalurkan Rp1,3 triliun
Di samping itu OJK juga melakukan pembangunan kapasitas sumber daya manusia di sektor keuangan serta menyediakan fasilitas konsultasi harian terkait inovasi digital.
Menurut dia, untuk menyeimbangkan inovasi dan mitigasi risikonya dari keuangan digital terdapat tiga area yang perlu ditimbang dengan hati-hati, yakni inovasi, market integrity, dan aturan yang sederhana serta jelas.
"Kalau kita hanya fokus pada inovasi dan aturan yang sederhana serta jelas, kita akan merusak market integrity," katanya.
Ketiga area tersebut pun perlu ditimbang secara hati-hati agar pemerintah bisa berfokus terhadap ketiganya dengan sama besar.
Baca juga: Pengamat sebut DK OJK 2022-2027 harus selesaikan persoalan pinjol
Dalam kesempatan yang sama Deputi Gubernur Bank Indonesia Doni P Joewono menyatakan Presidensi G20 Indonesia bertujuan untuk memanfaatkan digitalisasi tidak hanya untuk mempromosikan inklusi keuangan bagi UMKM terutama yang dimiliki oleh perempuan dan pemuda, tetapi lebih dari juga untuk meningkatkan produktivitas dan mengimplementasikan ekonomi yang berkelanjutan serta inklusif.
"Mencapai keseimbangan yang tepat antara inovasi dan risiko akan berada di garis depan G20, untuk mewujudkan praktik keuangan yang bertanggung jawab produk dan layanan yang dapat mendorong inklusi keuangan," ucapnya.
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022