Kita melihat ada beberapa tren yang baru, bahwa pelaku UKM di pasar tradisional itu sudah melek digital. Jadi, sudah mulai mereka menjual secara digital
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, seusai mengunjungi Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta, menyebut bahwa pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di pasar tradisional mulai melek digital.
"Kita melihat ada beberapa tren yang baru, bahwa pelaku UKM di pasar tradisional itu sudah melek digital. Jadi, sudah mulai mereka menjual secara digital," kata Mendag kepada media di Jakarta, Kamis.
Bahkan, lanjutnya, seorang pedagang mengaku meraih 80 persen omzetnya dari berjualan di platform digital.
Mendag memandang hal tersebut sangat baik, terlebih Kementerian Perdagangan akan melakukan satu juta onboarding untuk UKM di platform digital.
Diketahui, Lutfi memastikan bahwa pada 2022 ia akan mendorong 1 juta UMKM untuk onboarding. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan nilai ekspor UMKM. Jika terhubung dengan platform digital maka akan memudahkan mereka untuk ekspor.
Saat ini, terdapat 16 ribu eksportir dan 85 persen merupakan UMKM. Namun, nilai ekspornya hanya 5 persen, sehingga 95 persennya didominasi oleh pengusaha-pengusaha besar.
Berdasarkan studi dari Asian Development Bank (ADB), menyatakan bahwa ketika pandemi COVID-19 UMKM yang melakukan ekspor dan berpindah usahanya melalui platform digital memiliki nilai tambah sebesar 36 persen.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai ekspor, Kementerian Perdagangan akan membantu para pelaku UMKM meningkatkan nilai ekspornya. Selain itu, dengan mendorong 1 juta UMKM di tahun depan, Mendag berharap jumlah eksportir dari UMKM pun dapat bertambah.
Baca juga: Mendag pantau ketersediaan minyak goreng di Pasar Kramat Jati
Baca juga: Mendag laporkan upaya pemerintah stabilkan harga minyak goreng ke DPR
Baca juga: Mendag: Surplus neraca perdagangan RI 2021 tertinggi sepanjang sejarah
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022