"Kita masih pelajari melihat dari berbagai pengalaman macam-macam negara. Negara kita mungkin akan lebih sedikit tinggi dibandingkan saat puncak Delta kemarin," ujar Dante Saksono Harbuwono kepada wartawan usai menghadiri agenda peluncuran Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Jaminan Kesehatan Nasional di Gedung Kemenko PMK Jakarta, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Dante saat menjawab pertanyaan wartawan terkait kapan puncak gelombang ketiga terjadi.
Baca juga: Satgas COVID-19 ubah masa karantina PPLN jadi lima hari
Menurut Dante, kepatuhan masyarakat dalam menjalani protokol kesehatan juga memiliki andil dalam tren penambahan kasus COVID-19 di Indonesia.
Ia mengatakan tren peningkatan kasus COVID-19 saat ini tidak lepas dari pengaruh varian Omicron yang berkarakteristik cepat menular dan bersifat masif.
Namun Dante memastikan kesiapan pemerintah dalam upaya pengendalian lonjakan kasus tersebut dengan berbekal pengalaman saat menghadapi gelombang varian Delta tahun lalu.
Dante mengatakan saat Juli 2021 dilaporkan terdapat sekitar 57 ribu kasus COVID-19 varian Delta. Sedangkan varian Omicron saat ini diperkirakan berkisar 100-150 lebih kasus per hari.
"Kalau kemarin (Delta) sampai 57 ribu kasus per hari, mungkin ini sekarang sekitar 100-150 lebih kasus per hari," ujarnya.
Dante mendorong agar masyarakat dengan gejala ringan menjalani isolasi mandiri di rumah. Sehingga pelayanan di rumah sakit difokuskan bagi mereka yang bergejala sedang dan berat.
"Kalau gejala sedang itu adalah bila komorbid, lansia dan saturasi oksigen turun. Selain (gejala) itu sebaiknya isolasi di rumah saja," katanya.
Baca juga: Gejala ringan Omicron tidak berlaku bagi lansia
Baca juga: Mendagri pacu kepala daerah lakukan terobosan tingkatkan vaksinasi
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022