Direktur Utama Petrokimia Gresik (Petrogres) Dwi Satriyo Annurogo meminta agar petani mewaspadai ancaman hama akibat perubahan iklim menjelang musim tanam April-September 2022 sebab bisa mengakibatkan gagal panen....kami tidak hanya mampu menyediakan pupuk berkualitas bagi petani, tapi juga memiliki solusi untuk pengendalian hama melalui anak perusahaan
"Untuk itu pengendalian harus dilakukan lebih awal sebagai langkah antisipatif. Perlu menjadi catatan bahwa pengendalian hama dan penyakit memegang peranan penting dalam menjaga kualitas dan produktivitas produk pertanian agar mendapat hasil yang maksimal," kata Dwi di Gresik, Kamis.
Ia mengatakan Petrokimia Gresik selaku anggota holding Pupuk Indonesia mengajak petani untuk melakukan gerakan pengendalian hama, dengan bersama-sama mengawal sekitar 13.099 hektare lahan pertanian di seluruh Indonesia.
"Kami melalui anak perusahaan Petrosida Gresik dan Petrokimia Kayaku juga akan mengajak melalui gerakan tersebut. Sebab kami tidak hanya mampu menyediakan pupuk berkualitas bagi petani, tapi juga memiliki solusi untuk pengendalian hama melalui anak perusahaan," kata Dwi.
Dwi menyebut perubahan iklim yang terjadi itu akan membuat kekeringan, banjir, hingga longsor.
Baca juga: Petrokimia Gresik kerahkan pengendali hama kawal 13.099 hektare lahan
"Secara teknis, program pengendalian hama ini dilaksanakan oleh dua anak perusahaan sebagai kepanjangan tangan perusahaan yaitu Petrosida Gresik dan Petrokimia Kayaku. Petrosida Gresik bertanggung jawab mengawal 10.000 hektare melalui program Komunitas Tani Indonesia (Kotani) di wilayah Jateng, Jatim, Lampung, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat (NTB), serta Nusa Tenggara Timur (NTT)," katanya.
Pihaknya akan membantu petani dalam ketersediaan pestisida dan mendampingi selama budi daya pertanian pada komoditas padi, jagung dan hortikultura.
Dwi menyebutkan hama pada tanaman padi yang menjadi perhatian di antaranya wereng (yang dapat diatasi melalui penggunaan produk Petrosida Gresik bermerek dagang Teballo, Sidabas, Buprosida), kemudian hama penggulung daun (Sidametrin dan Sidathiam), penggerek batang (Sidatan XR), walang sangit (Sidasat dan Sidalaku), penyakit blast (Sidabin). Sedangkan hama jagung yang menjadi perhatian adalah ulat FAW (Emazo), gulma penting (Gisentro) dan busuk batang (Sidabin dan Cozene).
Selain itu hama pada tanaman hortikultura yang dikendalikan antara lain ulat tanah (Fipros GR, Sidafur, Sidazinon GR), ulat grayak (Emazo, Sidamec, Fipros), Kutu-kutuan/thrips (Top Dor, Sidathiam atau Vendor), lalat buah (Sidajos), busuk daun (Siodan, Sidazeb atau Clarazeb), serta layu bakteri yang dapat diatasi dengan penggunaan produk Conzene.
Sedangkan kawalan pengendalian hama yang dilakukan Petrokimia Kayaku berada di lahan seluas 3.099 hektare melalui program Sustainable Balance Farming (SBF) yang merupakan solusi bagi permasalahan petani terkait kesuburan tanah, gulma, hama, dan penyakit tanaman.
Baca juga: Pupuk Indonesia siapkan sistem digital kawal pupuk subsidi hingga kios
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022