"Kita tidak akan terjebak hanya sebatas wacana, harus ada langkah kongkrit menjalin kerja sama," kata Dekan FIB-UI Bambang Wibarata, dalam diskusi dengan Organisasi Massa (Ormas), dan Senator Malaysia di Depok, Jabar, Kamis.
Sebanyak 18 Ormas Malaysia berkunjung ke FIB UI untuk melakukan dialog kerja sama budaya. Ormas tersebut antara lain Dewan Amal Islam, Jaringan Melayu Malaysia, Institut Insani Sosial, Profesional Muda Selangor, dan Perwakilan Keduadataan Malaysia.
Bambang mengatakan yang perlu memahami kedua kebudayaan tersebut bukan hanya kalangan muda saja, tetapi juga para politisi agar mereka dapat bersikap bijak jika menghadapi perselisihan kedua negara anggota Asean tersebut.
"Kalau ada permasalahan maka harus diselesaikan pada tempatnya," ujarnya.
Ia mengatakan diperlukan pembuatan diaspora Melayu secara visual sehingga mudah dipahami oleh para generasi muda terutama anak sekolah baik itu SD, SMP maupun SMA.
"Komunikasi yang paling mudah, tepat dan cepat dimengerti adalah dengan cara visual," terangnya.
Menurut dia, pihaknya dengan Malaysia telah melakukan kerja sama yaitu forum sebumi yang melibatkan mahasiswa UI yang melakukan kunjungan ke Malaysia untuk berdiskusi tentang kedua kebudayaan.
Sementara itu Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Syaiful Hadi mengusulkan agar dibentuk Melayu Corner yang menyediakan ruangan khusus bagi kedua kebudayaan tersebut.
"Nantinya kedua negara bisa menyumbangkan berbagai macam seperti buku, hasil penelitian, film, foto yang berhubungan dengan kedua budaya negara tersebut," ujarnya.
Melayu Corner tersebut katanya diharapkan bisa membuka mata para generasi muda akan sejarah kedua bangsa serumpun tersebut. "Dampaknya akan terasa beberapa lama kemudian setelah para mahasiswa mengunjungi Melayu Corner tersebut," katanya.
Ia mengatakan Tamadun Melayu yang sudah ada di FIB bisa menjadi embrio dari Melayu Corner tersebut.
Menanggapi hal tersebut Ketua Rombongan, yang juga anggota Senator Malaysia Muhammad Ezam Noor mengatakan pihaknya akan segera merealisaikan kerja sama kebudayaan tersebut dengan membentuk sekretariat bersama.
"Sekretariat tersebut akan dibentuk di Malaysia dan Indonesia," katanya.
Dikatakannya setelah melakukan kunjungan ke Indonesia maka pihaknya akan segera melaporkan kepada Kementrian Pendidikan agar dapat ditindaklanjuti kerja sama tersebut.
Ia berharap sekretariat tersebut dapat segera terealisasi pada akhir 2011 ini. "Kita ingin segera merealisasikan kerja sama kebudayaan tersebut," ujarnya.
Selain itu pihaknya juga akan menerjemahkan tiga buku hasil tulisan dosen FIB UI Djoko Marihandono yaitu Satu Ruang Dua Tuan, Satu Selat dua Nakhoda, dan Sejarah Benteng Inggris di Indonesia.
"Kita akan terjemahkan buku tersebut kedalam Bahasa Malaysia dan juga Inggris," ujarnya.
Terjemahan buku tersebut tentunya akan memberikan pemahaman kepada para pembaca terutama generasi muda agar saling mengetahui kedua kebudayaan tersebut.
Dalam diskusi tersebut juga adanya keinginan Bahasa Melayu tersebut menjadi bahasa di kawasan Asean, karena selain di Indonesia dan Malaysia, bahsa Melayu juga di gunakan di Filipina Selatan, Thailand Selatan, dan juga di wilayah Kamboja dan Vietnam.
Sebelumnya rombongan dari Malaysia tersebut juga telah mengujungi Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan juga pada Jumat (22/7) akan berkunjung di Muhamadiyah.(*)
(T.F006/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011