Seniman pulau Dewata dalam atraksi seni budaya internasional itu mendapat sambutan meriah dari masyarakat yang menyaksikan pawai tersebut, kata Dewa Rai Budiasa, pemimpin rombongan kesenian itu Kamis.
Kegiatan seni budaya yang dikaitkan acara resepsi di sebuah kota wisata itu bersama seniman dari banyak negara seperti misalnya asal Meksiko, Afrika Selatan, Iran, Hongaria, Brasil, Cekoslavia, Irlandia dan Perancis.
Para seniman tabuh dan tari Bali yang mampu tampil sempurna dalam bersanding dengan atraksi dari seniman negara lainnya yang hadir, menampilkan gerakan-gerakan yang anggun sesuai dengan pakaian khas yang dikenakannya.
Tarian Bali yang dibawakan para seniman muda asal Payangan Kabupaten Gianyar Bali, itu bangga bisa mewakili Indonesia dikancah seni budaya Internasional yang sekaligus sebagai sarana promosi kepariwitaan ke luar negeri.
Du Vuyen Velay sebuah kota wisata lembah yang banyak dikunjungi turis asing, para seniman muda Bali cukup bangga bisa tampil di depan masyarakat internasional sebagai salah satu daya tarik pelancomng ke Bali.
Dewa Rai menjelaskan, sebanyak 30 seniman yang tergabung dalam Yayasan Yasa Putra Sedana Payangan, Bali, terbang keliling Eropa sejak 8 Juli-22 Agustus 2011 atas undangan Panitia Festival Forklores di Prancis.
Tujuan utamanya para seniman tari dan tabuh asal Bali itu, mengikuti festival parade budaya dan "workshop" di delapan kota di Prancis. Hampir tiga minggu berada di negeri itu mendapat sambutan hangat masyarakat setempat, katanya.
Dewa Rai Budiasa menjelaskan, seniman Bali sebelum sempat menghibur masyarakat di daerah wisata pesisir Paris utara yang berpenduduk 100.000 orang, namun mampu menerima kunjungan turis asing hingga 8 juta orang per tahun.
Kelompok kesenian Bali yang kedua kalinya ke luar negeri, melakukan unjuk kemampuan dibidang seni tari dan tabuh juga di kota daerah pesisir utara Belgia dan mampu memukau penonton yang hadir.
Pesisir berpasir putih dan bersih lingkungannya itu banyak dikunjungi turis asal negara di kawasan Eropa, tutur Dewa Rai, pria yang pernah bermukim lama di Jerman.(*)
(ANT-077/S019)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011