• Beranda
  • Berita
  • Dirjen WHO dan PM China bahas kerja sama asal usul COVID-19

Dirjen WHO dan PM China bahas kerja sama asal usul COVID-19

6 Februari 2022 12:13 WIB
Dirjen WHO dan PM China bahas kerja sama asal usul COVID-19
Arsip foto - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara saat menghadiri Majelis Kesehatan Dunia (WHA), di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Jenewa, Swiss, 24 Mei 2021. ANTARA/Christopher Black/Organisasi Kesehatan Dunia/Handout via REUTERS/pri.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Perdana Menteri China Li Keqiang membahas kebutuhan penguatan kerja sama tentang asal usul COVID-19, isu kontroversial yang memicu ketegangan hubungan antara Beijing dengan negara-negara Barat.

Tedros sebelumnya mendesak China untuk lebih terbuka mengenai data dan informasi terkait asal usul virus corona.

"Senang bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang. Kami membahas COVID-19 dan perlunya upaya agresif VaccinEquity tahun ini untuk memvaksinasi 70 persen dari seluruh populasi," kata Tedros melalui Twitter pada Jumat (5/2).

VaccinEquity yang ia maksud adalah gerakan yang diusung WHO soal akses merata untuk seluruh dunia dalam mendapatkan vaksin.  

“Kami juga membahas perlunya kolaborasi yang lebih kuat tentang asal-usul virus COVID-19, yang berakar pada sains dan bukti,” tulis dia.

WHO tahun lalu membentuk Kelompok Penasihat Ilmiah tentang Asal Usul Patogen Novel (SAGO) dan meminta China untuk menyediakan data mentah guna membantu penyelidikan baru.

Namun, China menolak permintaan itu dengan alasan aturan privasi pasien.

 Baca juga: China tolak rencana WHO untuk tahap kedua penyelidikan asal COVID-19

China secara konsisten membantah tuduhan bahwa virus itu merupakan hasil kebocoran dari laboratorium spesialis di kota Wuhan, tempat COVID-19 pertama kali diidentifikasi pada akhir 2019.

Sebuah studi bersama oleh China dan WHO yang diterbitkan tahun lalu mengesampingkan teori bahwa COVID-19 berasal dari laboratorium.

Menurut studi tersebut, hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa virus itu menginfeksi manusia secara alami, mungkin melalui perdagangan satwa liar.

November lalu, China mengatakan laporan intelijen Amerika Serikat --yang menyebut kemungkinan pandemi berasal dari laboratorium-- tidak ilmiah dan tidak dapat dipercaya.


Sumber: Reuters

Baca juga: WHO duga COVID-19 ditularkan kelelawar ke manusia lewat hewan lain

Baca juga: Makalah China sebut COVID telah menyebar di AS September 2019

 

Museum arsitektur Wuhan pamerkan kecepatan China dalam perangi COVID-19

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022