• Beranda
  • Berita
  • Festival Konservasi Lontar semarakkan Bulan Bahasa Bali 2022

Festival Konservasi Lontar semarakkan Bulan Bahasa Bali 2022

7 Februari 2022 00:32 WIB
Festival Konservasi Lontar semarakkan Bulan Bahasa Bali 2022
Penyuluh Bahasa Bali membersihkan naskah aksara Bali yang ditulis pada daun lontar dalam festival konservasi lontar yang merupakan rangkaian Bulan Bahasa Bali 2022 di Denpasar, Bali, Minggu (6/2/2022). (Foto Antara/Nyoman Hendra/2022)
Ratusan naskah lontar yang berhasil diselamatkan melalui perawatan atau konservasi oleh Tim Penyuluh Bahasa Bali dalam Festival Konservasi Lontar turut menyemarakkan Bulan Bahasa Bali 2022 di Geria Dauh Buruan, Sanur Kaja, Denpasar, Bali.

Sebanyak 70 cakep atau lembar-lembar naskah lontar dijadikan satu sesuai cerita milik Geria Dauh Buruan yang dirawat di antaranya terdapat lontar kekawin, usadha, arjuna wiwaha, dan beberapa lontar usadha yang dibersihkan dengan menggunakan obat khusus seperti alkohol, minyak sereh dan buah kemiri.

"Kondisi Lontar cukup terawat, terutama lontar-lontar kekawin, karena tak lepas dari lingkup geria sering dibaca mengiringi pelaksanaan upacara yadnya dan sebagainya," kata Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kota Denpasar, Wayan Yogik Aditya Urdhahana, saat ditemui di Geria Dauh Buruan, Sanur Kaja, Denpasar, Minggu (6/2).

Ia menambahkan lontar milik Geria Dauh Buruan ini yang dirawat sebagian besar berupa naskah lontar kakawin dan usadha.

Baca juga: Puluhan aksara kuno babad-lontar Suku Sasak dipamerkan Museum NTB

Tim penyuluh terdiri dari 15 bertugas membersihkan debu, kemudian diolesi minyak sereh yang dicampur dengan alkohol, apabila huruf atau aksara kurang jelas, maka diolesi cairan kemiri agar lebih hitam.

Selama konservasi lontar Tim Penyuluh Bahasa Bali sejak 2016 hingga 2022 berhasil mendata sebanyak 791 cakep atau lembar-lembar naskah lontar dijadikan satu sesuai cerita yang tersebar di berbagai lokasi di Kota Denpasar. Keberadaan lontar sebagian besar di wilayah Sanur, Denpasar selatan dan Denpasar Timur dan Utara.

"Terbanyak koleksi lontar berada di wilayah Sanur, berbagai lontar milik warga atau kelompok, seperti dadya, geria, balian sejatinya banyak yang mengantre untuk dilakukan perawatan, hanya saja kendala yang kita hadapi adalah ketersediaan bahan obat yang digunakan, karena cukup mahal harganya, terkadang bagi masyarakat kebanyakan belum siap," katanya

Sementara itu, salah satu pemilik lontar yang juga penglingsir di Geria Dauh Buruan Ida Bagus Putu Dirga menuturkan perawatan ini sangat penting. Terlebih, sekarang ini banyak lontar–lontar dibaca saja jarang, apalagi dirawat.

"Lontar-lontar ini harus dirawat, sangat penting bagi ilmu pengetahuan bagi generasi penerus," katanya.

Koleksi naskah lontar di gerianya cukup banyak, warisan naskah ini dari kakek buyutnya tersimpan rapi hingga sekarang.

"Ada beberapa lontar yang hilang, karena dipinjam, namun tak kembali lagi, yang parah saya mendengar ada beberapa lontar diperjualbelikan, ini patut menjadi perhatian semua pihak," katanya.

Koleksi naskah yang tersimpan di geria diantaranya ada kekawin, tatwa, tata titi pertanian, usadha, hingga usadha putih. Pihaknya mengaku untuk regenerasi membaca lontar di geria berjalan baik.

"Untuk anak-anak penerus di geria ini, tetap melestarikan dan baru tahap membaca saja, regenerasi berjalan baik," katanya.

Bulan Bahasa Bali IV berlangsung pada 1-28 Februari 2022 dengan mengusung tema "Danu Kerthi: Gitaning Toya Ening", Air Sumber Pengetahuan, bermakna Bulan Bahasa Bali sebagai representasi pengetahuan yang mengalir tiada henti memancarkan kebajikan, kesejahteraan, dan kemuliaan dunia.

Untuk kegiatan festival konservasi lontar serangkaian Bulan Bahasa Bali 2022, digelar di seluruh kabupaten/kota se-Bali untuk menjaga warisan leluhur agar naskah-naskah lontar tidak punah.

Baca juga: RI, Sri Lanka jajaki potensi kerja sama riset lontar

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Nyoman Hendra
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022