Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan pilihan model pembangunan untuk suatu negara menjadi sangat terbatas di era perkembangan teknologi informasi saat ini, yakni dengan mengikuti gelombang perubahan atau menjalankan dengan cara tradisional.
"Pilihan model pembangunan menjadi amat terbatas, yakni mengikuti gelombang perubahan teknologi agar bisa mencapai kemajuan dan kesejahteraan atau menjalankan pembangunan dengan cara biasa sehingga makin ketinggalan dan memproduksi kemelaratan," kata Wapres di acara Indonesia Economic Outlook 2022 National Seminar melalui konferensi video dari Jakarta, Senin.
Pemerintah sangat menyadari kondisi tersebut, kata Wapres, sehingga seluruh sumber daya kebijakan, anggaran dan pelaksanaan pembangunan terus dikerahkan guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
"Peningkatan keterampilan digerakkan, salah satunya lewat Kartu Prakerja dan BLK (Balai Latihan Kerja) Komunitas, penyediaan dana abadi riset, beasiswa mahasiswa di dalam dan luar negeri dinaikkan, pertukaran pelajar serta fasilitas digitalisasi," kata Wapres.
Baca juga: Wapres: Indonesia harus berdikari secara ekonomi digital
Baca juga: Wapres sayangkan jumlah peneliti Indonesia masih sangat rendah
Terkait pembangunan SDM di kalangan generasi muda, Wapres mengatakan mahasiswa menjadi kunci utama penentu kualitas masa depan bangsa Indonesia.
Untuk menciptakan SDM unggul dan berkualitas, Wapres mengimbau lembaga pendidikan perguruan tinggi untuk berperan lebih besar dalam memberikan pengalaman bernilai bagi mahasiswa.
"Indonesia akan makin gemilang bila pemilik masa depan telah menyiapkan diri sejak dini, dengan menguasai ilmu pengetahuan secara memadai juga pengalaman yang mencukupi," jelasnya.
Wapres juga mengingatkan seluruh mahasiswa dan tenaga pendidik di lembaga pendidikan tinggi untuk terus menerapkan akhlak mulai, disamping meningkatkan ilmu pengetahuan.
"Jangan lupa pula untuk terus membekali diri dengan akhlak yang mulia, akhlakul karimah, agar ilmu pengetahuan menjadi sumber keberkahan," ujar Wapres.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022