Rencana itu disampaikan langsung oleh Direktur Jendral Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informasi (Dirjen SDPPI) Kemenkominfo Ismail saat membicarakan "Road to Indonesia 5G Security Readiness", Senin.
Baca juga: iPhone 5G "ramah kantong" debut Maret 2022
"Pemerintah menelaah pengalaman dari implementasi 4G membutuhkan waktu sekitar enam sampai tujuh tahun yang terus berkembang di Indonesia hingga saat ini. Maka 5G tentu kita harapkan akan bisa lebih cepat dari itu, waktunya sejak diimplementasikan tahun 2021. Kita harapkan 2024 sampai 2025 sudah bisa meluas dan merata seperti halnya kondisi 4G seperti sekarang,” ujar Ismail.
Ismail menekankan kata kunci dari dimulainya penggunaan 5G adalah tepat waktu dan tepat sasaran.
Tidak hanya dari segi kesiapan kementerian tapi juga para operator yang terlibat menyediakan konektivitas 5G bagi masyarakat Indonesia.
Jika implementasi 5G dalam waktu cepat terpenuhi, artinya kemungkinan besar Indonesia akan menanggung biaya pembelajaran yang lebih besar dari sebuah teknologi 5G.
Sebaliknya jika terlalu lambat implementasi 5G di Indonesia, maka Indonesia hanya akan menjadi pasar semata serta tidak bisa ikut serta dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Baca juga: Menkominfo minta produsen gadget sediakan lebih banyak produk 5G
“Jadi implementasi 5G ini merupakan sebuah keniscayaan, tapi harus kita atur ritme dan timing-nya agar implementasinya benar-benar produktif buat kepentingan bangsa dan negara,” ujarnya.
Lebih lanjut Ismail berpendapat mengenai kehadiran 5G di Indonesia telah dibuka momentumnya oleh tiga operator besar di Indonesia yakni Telkomsel, Indosat XL Axiata yang menyatakan komersialisasi dan sudah membangun fasilitas beberapa kota di dalam bentuk spot area.
Meski demikian momentum itu dinilai belum cukup kuat dan memuaskan untuk menunjukkan bahwa Indonesia juga siap menyongsong konektivitas yang digadang- gadang paling cepat di dunia itu.
"Masih banyak tantangan-tantangan yang harus dikembangkan lagi agar implementasi 5G bisa berkembang sangat cepat atau lebih cepat dari yang kita harapkan,” tegas Ismail.
Tentunya pada persiapan implementasi 5G di Indonesia, kini masyarakat memiliki lebih besar potensi untuk mengembangkan solusi kreatif dari konektivitas 5G dan mempercepat proses transformasi digital.
Dibandingkan generasi teknologi sebelumnya,perkembangan 5G memberikan nuansa yang berbeda.
Baca juga: Pemerintah hadirkan infrastruktur internet cepat di Presidensi G20
Ismail bahkan mencontohkan perpindahan koneksi 3G ke 4G tentunya akan sangat berbeda dengan perpindahan pengguna dari 4G ke 5G.
“5G juga mampu meng-handle devices dalam jumlah yang sangat besar dan kemampuan-kemampuan dari 5G ini yang membuat nuansa perkembangan 4G menjadi 5G menjadi lebih luas dari sekedar persoalan user experience. Di sini, ada persoalan-persoalan atau opportunity-opportunity yang ada dalam hal ini adalah untuk memanfaatkan kemampuan latensi yang rendah tadi,” jelasnya.
Selain kecepatan tinggi dan latensi yang rendah, 5G juga akan mendorong banyaknya pengguna baru dari hanya sekadar use case connectivity melalui mobile broadband, termasuk kemampuan untuk menangani perangkat dalam jumlah besar.
Ia mencontohkan seperti implementasi pada sistem tata kota pintar akan semakin mudah diimplementasikan dengan layanan 5G.
“Ada pilihan untuk smart city misalnya, yang memberikan kemampuan untuk meng-handle device dengan sangat luas atau misalnya autonomous vehicle. Kita bisa memberikan layanan-layanan baru yang critical terhadap waktu, terhadap delay time dan mobil tanpa supir, tanpa awak dan sebagainya,” Ismail memberikan contoh.
Manfaat lain teknologi 5G yang telah menjadi isu saat ini adalah penggunaan Virtual Reality dan Augmented Reality yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk Metaverse.
Perkembangan teknologi baru itu menyesuaikan dengan perkembangan 5G. Oleh karena itu, implementasi 5G menjadi genting dan harus dipersiapkan dengan baik.
“5G di Indonesia ini memang merupakan salah satu alternatif teknologi yang perlu kita persiapkan dengan baik. Kita tidak ingin datang atau mengimplementasikan 5G pada saat kondisi negara kita belum siap, tapi kita juga tidak ingin tertinggal dari penerapan 5G secara meluas yang sudah dikembangkan dan diimplementasikan di banyak negara maju,” tutupnya.
Baca juga: Kominfo tambah bandwidth, siapkan 5G experience di MotoGP Mandalika
Baca juga: China tambah 654.000 BTS 5G pada 2021
Baca juga: 5G Experience dioptimalkan untuk gelaran G20 di Indonesia
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022