• Beranda
  • Berita
  • Di Solo dari 37 sekolah terkonfirmasi ratusan kasus COVID-19

Di Solo dari 37 sekolah terkonfirmasi ratusan kasus COVID-19

7 Februari 2022 19:30 WIB
Di Solo dari 37 sekolah terkonfirmasi ratusan kasus COVID-19
Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. ANTARA/Aris Wasita
Sebanyak 37 sekolah di Kota Solo, Jawa Tengah terkonfirmasi ratusan kasus COVID-19 menyusul upaya tracing atau penelusuran kontak yang hingga saat ini masih terus dilakukan oleh Satgas Penanganan COVID-19 Kota Surakarta.

"Selain itu juga ada dua dari perguruan tinggi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih di Solo, Senin.

Baca juga: Luhut minta pasien dirawat di isolasi terpusat tekan kasus kematian

Ia mengatakan, dari klaster penyebaran COVID-19 yang terjadi di sekolah dan perguruan tinggi tersebut, ditemukan sebanyak 444 kasus positif COVID-19.

Secara keseluruhan, dikatakannya, untuk jumlah kasus aktif COVID-19 di Solo hingga saat ini sebanyak 454 orang. Dari total ini 104 di antaranya dari sekolah dan sisanya nonsekolah.

"Kenapa yang sekolah tadi ada 444 kasus yang kami catat, karena juga ada yang dari luar kota namun mereka sekolah di Solo. Ini masih kami proses clearing," katanya.

Baca juga: Hong Kong tutup sekolah, PMI diimbau tes usap sukarela

Ia mengatakan, dari kasus COVID-19 yang ditemukan di lingkungan sekolah tersebut gejalanya hampir sama dan bersifat ringan.

"Batuk pilek. Intinya ini kasusnya ringan, mudah-mudahan tidak menimbulkan gejala yang berat, tidak menimbulkan kematian, tetapi hati-hati pada yang komorbid," katanya.

Baca juga: Pemerintah Pusat lanjutkan PPKM level dua di DKI Jakarta

Sementara itu, dikatakannya, dari total jumlah kasus yang berasal dari sekolah hingga saat ini sebagian besar masih dalam proses tracing atau penelusuran kontak.

"Yang sudah close (selesai tracing) baru SMPN 4 Surakarta, SMA Warga, dan SD Sayangan," katanya.

Baca juga: Pemerintah perpanjang PPKM luar Jawa dan Bali hingga 14 Februari

Terkait klaster di sekolah, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan saat ini pembelajaran tatap muka (PTM) dihentikan selama satu minggu.

"Nanti kami lihat hari Jumat seperti apa (perkembangan kasusnya), atau PTM ya nanti terbatas atau seperti apa. Kalau bisa PTM ya PTM, kalau orang tua takut mengirimkan anaknya PTM, ya PJJ boleh, tidak dianggap absen. Seminggu ini dulu kami evaluasi, sabar dulu," katanya. ***3***

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022