Blora (ANTARA News) - Sebuah sumur tua minyak nomor di Dukuh Kedinding Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Rabu malam sekitar pukul 20.00 WIB bocor dan menyemburkan minyak tanah bercampur lumpur disertai gas yang diduga beracun.Selama tiga jam setelah kejadian bocornya sumur tua minyak tersebut dilaporkan, ketinggian semburan mencapai tiga meter. Namun, setelah pukul 00.00 WIB, semburan mulai mereda dan kini tinggal sekitar setengah meter.
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, Kamis pagi, semburan minyak tanah bercampur lumpur disertai gas yang diduga beracun hanya tinggal setengah meter dari Rabu malam yang mencapai tiga meter.
Semburan keluar dari lubang di dua titik sumur yang dikelola Marji, warga Dukuh Kedinding Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, disertai suara gemuruh.
Kepala Kepolisian Sektor Kedungtuban AKP Kompiang Suratha mengatakan pihaknya baru mendapatkan laporan bocornya sumur minyak tua nomor sepuluh tersebut pada pukul 21.00 WIB.
"Saat itu, kami langsung mengimbau warga agar menjauh dari lokasi semburan karena dimungkinkan ada unsur gas beracun, mengingat baunya yang sangat menyengat. Kami juga langsung memasang garis polisi untuk mensterilkan tempat kejadian," katanya.
Ia menyatakan tidak ada korban jiwa maupun luka akibat kejadian tersebut, termasuk belum menghitung kerugian materi akibat luapan lumpur bercampur minyak yang menumpangi lahan di sekelilingnya.
"Selama tiga jam setelah kejadian bocornya sumur tua minyak tersebut dilaporkan, ketinggian semburan mencapai tiga meter. Namun, setelah pukul 00.00 WIB, semburan mulai mereda dan kini tinggal sekitar setengah meter," katanya.
Ia menjelaskan sumur tua minyak tersebut belum dikelola kelompok penambang karena letaknya yang cukup sulit untuk pemasangan peralatan eksplorasi secara manual.
"Sebab lokasinya relatif sulit, berada di lahan bebatuan gundul dengan permukaan tanah bergelombang. Biasanya eksplorasi manual semacam ini berada pada permukaan lahan yang datar dan dikelilingi pohon untuk menambatkan sejumlah peralatan penambang," katanya.
Kapolsek menambahkan hingga kini pihaknya masih menunggu hasil kajian dari tim analis Pertamina untuk mengetahui penyebab kebocoran dan semburan.
Kabupaten Blora memiliki 132 sumur tua minyak yang dikelola oleh Koperasi Karyawan Pertamina Patra Karya (Kokapraya) dan akan berakhir Desember 2011. Namun, sumur tua yang dikelola Marji tersebut, tidak termasuk dalam 132 sumur tua minyak yang dikelola Kokapraya.
Di Desa Ngraho juga terdapat sebuah bukit kecil yang mengandung minyak bekas pengeboran Belanda dan sekarang masih dimanfaatkan oleh pihak Pertamina.
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011