Pemerintah Indonesia akan menampilkan diplomasi hijau berdasarkan semangat kemitraan yang setara dan saling menguntungkan dalam isu transisi energi pada forum Group of Twenty (G20).Kami fokus kepada hasil akhir nyata untuk penuhi target transisi energi menuju net zero emission tahun 2060 atau lebih cepat lagi
Hari menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia akan menjadi jembatan penghubung antara negara maju dan negara berkembang dengan mengedepankan aspek transisi energi yang inklusif.
Selain itu, pemerintah juga mendorong kemitraan global yang konkret mengacu kepada semangat kesetaraan untuk pemulihan ekonomi yang lebih kuat.
Hari menggarisbawahi setiap negara memiliki tantangan, karakter, dan peluangnya masing-masing, sehingga Indonesia menghindari pendekatan yang sifatnya one-size fits all dan kebijakan yang terlalu preskriptif yang umumnya diusung oleh negara-negara maju.
Menurut Hari, pemerintah Indonesia ingin ada ruang-ruang kebijakan yang tetap mengedepankan negara-negara berkembang.
"Indonesia tidak menolak, bahkan menekankan ambisi dalam transisi energi. Namun, ambisi ini harus didasarkan implementasi efektif dari komitmen yang ada," jelasnya.
"Ketahanan energi dan akses energi itu harus dipastikan dan harus menjadi bagian dari upaya transisi energi," pungkas Hari.
Baca juga: Kementerian ESDM sebut ada tiga bahasan utama transisi energi
Baca juga: Indonesia dan isu transisi energi dalam fokus presidensi G20
Baca juga: Forum G20 ajang ciptakan kedaulatan energi hijau dan magnet investasi
Baca juga: Kementerian ESDM sebut ada tiga bahasan utama transisi energi
Baca juga: Indonesia dan isu transisi energi dalam fokus presidensi G20
Baca juga: Forum G20 ajang ciptakan kedaulatan energi hijau dan magnet investasi
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022