"Program ini juga dapat meningkatkan pendapatan dan memberikan kesempatan pekerjaan baru bagi penerimanya," kata Febrio dalam webinar Evaluasi Dampak Kartu Prakerja yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Pada 2022 pemerintah pun memutuskan untuk melanjutkan Program Kartu Prakerja pada dengan target dana yang disalurkan mencapai Rp11 triliun. Program ini diyakini dapat menjadi solusi untuk mengatasi scarring effect akibat COVID-19.
Dengan peserta program ini yang masif pada 2021 hingga mencapai 11 juta orang, pemerintah berharap program ini dapat mengatasi tantangan di pasar tenaga kerja terutama terkait ketidaksesuaian keahlian pekerja dengan kebutuhan pelaku industri.
Febrio menambahkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) nasional perlu terus diakselerasi agar pekerja dapat berdaya saing dan memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja saat ini dan masa depan.
"Ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikan pekerja dan keahlian yang dibutuhkan industri perlu segera diselaraskan agar fenomena bonus demografi nasional dapat diserap dengan baik dan layak," katanya.
Selain itu dampak kebijakan mengatasi COVID-19 yang mengharuskan sekolah dari rumah terhadap kualitas hasil pendidikan usia dini juga perlu segera diatasi.
"Belanja negara terus diarahkan untuk mencapai target pembangunan manusia, optimalisasi belanja pendidikan, reformasi program perlindungan sosial, serta penguatan sistem kesehatan, menjadi perhatian pemerintah untuk membentuk masyarakat kuat dan sejahtera," ucapnya.
Baca juga: Menko Airlangga : 3,9 juta orang daftar Kartu Prakerja gelombang 19
Baca juga: Kemenkeu: Kartu Prakerja dorong capai Visi Indonesia 2045
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022