"Kami sudah memasang box trap (kotak perangkap) di sebanyak tiga titik untuk penyelamatan, agar masyarakat selamat dan juga satwa liar itu sendiri," kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto di Banda Aceh, Rabu.
"Harimau itu berpindah-pindah terus, kita juga mengikuti pergerakan harimau dalam memasang tiga box trap tersebut," kata Agus.
Menurut dia, perangkap dipasang di tempat-tempat pergerakan harimau berdasarkan hasil pengamatan menggunakan kamera pengawas dan laporan petugas lapangan.
Seorang petani berusia 67 tahun di Desa Seulekat, Kecamatan Bakongan Timur, Kabupaten Aceh Selatan, diserang harimau pada Senin (7/2) siang, saat memanen kelapa sawit di kebun.
Lengan kanan petani bernama Amrimus itu terluka karena dicakar harimau sehingga dia harus menjalani perawatan di fasilitas kesehatan.
"Korban refleks dan memukul harimau tersebut dengan alat panen sawit, akhirnya harimau lari meninggalkannya," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Subulussalam BKSDA Aceh Hadi Sofyan.
Agus mengatakan bahwa BKSDA melakukan upaya pencegahan dan penanganan konflik satwa liar dengan warga bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat dan organisasi konservasi.
BKSDA, ia melanjutkan, juga memberikan penyuluhan mengenai upaya pencegahan konflik dengan satwa liar kepada warga di sekitar kawasan hutan.
"Misalnya saat pelaksanaan kegiatan di kebun tidak sendiri, ditemani, melaksanakan kegiatan juga jangan sampai terlalu malam, karena kita mengantisipasi jam aktif satwa," katanya.
Baca juga:
BKSDA berupaya evakuasi harimau di permukiman warga Maua Hilia Agam
Cerita persahabatan warga Kampung Situak Pasaman Barat dengan harimau
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022