Kepergian McCollum membuat Lillard, yang sepanjang 2022 belum melantai lagi setelah menjalani operasi cedera abdominal, kehilangan tandem utamanya di sektor guard Trail Blazers sejak musim 2013/14. Dua sejoli itu semakin diperhitungkan mulai 2015/16 ketika McCollum mulai naik daun.
McCollum pergi ke Pelicans bersama Larry Nance Jr. dan Tony Snell, sebagai gantinya Trail Blazers mendapatkan Josh Hart, Nickeil Alexander-Walker, Tomas Satoransky dan Didi Louzada diserta satu hak pilih putaran pertama NBA Draft 2022 dan dua hak pilh putaran kedua Draft mendatang.
Dikutip dari laman resmi Trail Blazers, Rabu, Lillard mengakui bahwa ia dan McCollum sadar suatu saat perpisahan semacam ini akan terjadi namun kesadaran itu tidak mengurangi kesedihan ketika akhirnya betul-betul terjadi.
Baca juga: Magic pecundangi Trail Blazers yang kian pincang kehilangan McCollum
"Saya dan dia membicarakan ketika proses ini berlangsung, kemungkinannya dan semacamnya, dan pagi ini saya masih bangun dengan rasa sedih," kata Lillard.
"Ini betul-betul terjadi. Saya membaca 'CJ Ke Pelicans' dan semacamnya, rasanya tidak ada kemungkinan putar balik, inilah kenyataannya."
"Tidak ada lagi rutinitas sehari-hari, mampir ke rumahnya, makan malam bersama di laga tandang, hal-hal semacam itu. Semuanya berakhir, dia di tim baru."
"Sebagaimana saya dan ia memahaminya, dan betapa kami transparan membicarakannya, itu semua tidak cukup untuk membuat hal ini mudah dihadapi," ujarnya panjang lebar.
Lillard juga sempat mengunggah sebuah ucapan perpisahan kepada McCollum melalui media sosial sembari memamerkan beberapa potret kenangan kebersamaan mereka.
"Bersyukur atas persaudaraan dan pertemanan kita di atas segalanya... kita tahu hari ini akan datang, tapi itu tidak membuatnya lebih mudah. Cukup menyakitkan hati mengetahui segalanya tak akan sama lagi, tapi perasaan ini akan tetap bertahan C!" demikian ucapan yang dibubuhkan Lillard melalui akun Instagram pribadinya, @damianlillard.
Baca juga: Pelicans selangkah lagi datangkan CJ McCollum dari Trail Blazers
Selanjutnya: loyalitas Lillard
Tetap loyal
Meski ia kehilangan pasangan sejolinya, Lillard menegaskan bahwa ia masih memiliki keinginan bertahan di Trail Blazers dan terus memelihara mimpi besar untuk membawa tim itu mencapai tangga juara.
"Bagi saya, hati saya tetaplah Portland Trail Blazers. Saya ingin memenangkan (gelar juara) itu. Saya tahu saya punya rencana yang akan membuat saya berada di level terbaik ketika melantai lagi, dan saya ingin tim kami siap untuk itu," katanya.
Lillard juga menyampaikan kepercayaannya terhadap pelatih kepala Chauncey Billups yang memimpin sejak awal musim ini menggantikan Terry Stotts sejak musim panas lalu.
Di sisi lain, Lillard juga masih meyakini akan proyek yang dibangun GM Trail Blazers, Joe Cronin, meski itu termasuk membuatnya berpisah dengan McCollum.
"Saya penggemar berat Chauncey Billups. Saya menyukai Chauncey, kami memiliki hubungan erat dan saya pikir dia akan terus berkembang menjadi sosok pelatih kepala yang diinginkannya," kata Lillard.
"Dan saya juga menyukai Joe Cronin. Di posisinya, saya pikir perlu ketegasan dan langkah-langkah tegas, melakukan apa yang dirasa penting dan berpegang erat atas itu."
"Dia menyampaikan kepada saya bahwa rencana kami adalah membangun tim pemenang, bukan menciptakan ulang. Kami punya hubungan erat sebelum dia menjadi GM, saya mempercayai kata-katanya," ujar dia melengkapi.
Baca juga: CJ McCollum bawa Blazers taklukkan Suns 134-105
Baca juga: Damian Lillard cetak 32 poin saat Blazers redam Grizzlies
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022