Tim peneliti dari Universitas Fudan yang berbasis di Shanghai menyebutkan perangkat prototipe portabel itu dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan baru-baru ini dalam jurnal Nature Biomedical Engineering, mengatakan perangkat itu dapat mendeteksi jejak materi genetik terkait COVID-19 dengan cepat dan akurat.
Perangkat tersebut merupakan biosensor elektromekanis yang terdiri dari probeyang terikat pada kantilever DNA untai tunggal (single-stranded DNA) fleksibel yang terkait dengan sebuah struktur DNA untai ganda (double-stranded DNA) kaku yang tersusun secara mandiri (self-assembled), papar penelitian itu.
Perangkat tersebut dapat melakukan pendeteksian cepat dan ultrasensitif terhadap asam nukleat dalam biofluida, dan juga terhadap ion, molekul kecil serta protein..
Tidak seperti perangkat quantitative reverse-transcription polymerase chain reaction (qRT-PCR), perangkat tersebut tidak memerlukan ekstraksi asam nukleat dan prosedur amplifikasi, sehingga sangat mempersingkat waktu pengujian COVID-19, kata para peneliti.
Para peneliti menggunakan perangkat itu untuk menguji sampel usap (swab) dari 33 pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan tes qRT-PCR biasa, 23 sampel dari pasien dengan hasil qRT-PCR negatif yang mengalami demam, enam sampel dari pasien influenza A atau B, dan 25 sampel dari sukarelawan sehat.
Perangkat tersebut mendeteksi RNA SARS-CoV-2 di seluruh 33 pasien hanya dalam waktu 0,1 hingga empat menit, dan nihil pada 54 kontrol negatif COVID-19, menurut penelitian itu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2022