• Beranda
  • Berita
  • Wall St jatuh terseret kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif Fed

Wall St jatuh terseret kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif Fed

11 Februari 2022 06:33 WIB
Wall St jatuh terseret kekhawatiran kenaikan suku bunga agresif Fed
Ilustrasi - Seorang pialang Wall Street berekspresi saat melihat pergerakan harga saham di layar bursa New York Stock Exchange (NYSE) di New York, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Lucas Jackson/aa. (REUTERS/LUCAS JACKSON)
Wall Street turun tajam pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah data harga konsumen AS datang lebih panas dari yang diperkirakan dan komentar berikutnya dari pejabat Federal Reserve menimbulkan kekhawatiran bank sentral AS akan menaikkan suku secara agresif untuk melawan inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 1,47 persen atau 526,47 poin, menjadi menetap di 35.241,59 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 1,81 persen atau 83,10 poin, menjadi berakhir di 4.504,06 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 2,1 persen atau 304,73 poin menjadi ditutup pada 14.185,64 poin.

Indeks Nasdaq untuk ketujuh kalinya tahun ini kehilangan lebih dari 2,0 persen dalam satu sesi. Nasdaq juga telah merosot sekitar 9,0 persen sejauh tahun ini dan indeks S&P 500 turun sekitar 5,0 persen.

Semua dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir lebih rendah, dengan sektor teknologi tergelincir 2,75 persen dan real estat jatuh 2,86 persen memimpin penurunan.

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) melonjak 7,5 persen bulan lalu pada basis tahun-ke-tahun, melampaui perkiraan ekonom sebesar 7,3 persen dan menandai kenaikan inflasi tahunan terbesar dalam 40 tahun.

Saham AS jatuh lebih jauh setelah Presiden Federal Reserve Bank St. Louis, James Bullard mengatakan data telah membuatnya "secara dramatis" lebih hawkish. Bullard, anggota pemungutan suara komite penetapan suku bunga Fed tahun ini, mengatakan dia sekarang menginginkan persentase penuh kenaikan suku bunga pada 1 Juli.

"Inflasi cenderung kryptonite terhadap valuasi. Inflasi yang lebih tinggi menyebabkan pelipatgandaan tekanan, dan itulah yang kami alami saat ini," kata Terry Sandven, kepala strategi ekuitas di U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis.

"Volatilitas kemungkinan akan tetap ada sampai jumlah dan besarnya kenaikan suku bunga Fed lebih diketahui."

Dalam beberapa menit dari komentar Bullard, kontrak berjangka suku bunga sepenuhnya memperkirakan kenaikan kisaran target Fed untuk suku bunga kebijakannya menjadi 1-1,25 persen pada akhir pertemuan kebijakannya pada Juni, dengan beberapa taruhan pada jalur kenaikan suku bunga yang lebih curam.

Saham pertumbuhan Megacap Tesla Inc, Nvidia dan Microsoft masing-masing kehilangan sekitar 3,0 persen.

Sementara itu, perusahaan AS terus melaporkan hasil kuartalan yang optimis. Dengan 78 persen dari perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hasil keuangannya mengalahkan perkiraan laba analis, menurut data Refinitiv.

Walt Disney Co melonjak 3,4 persen setelah mengalahkan perkiraan pendapatan dan laba di tengah penambahan pelanggan yang kuat dan kehadiran di taman hiburan AS.

Pembuat barbie Mattel Inc dan pembuat sereal Kellogg Co masing-masing melonjak 7,65 persen dan 3,11 persen, setelah memperkirakan laba setahun penuh di atas ekspektasi pasar.

Sesi hari Kamis (10/2/2022) sibuk. Volume transaksi di bursa AS mencapai 12,8 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,5 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Baca juga: Dolar berayun naik, turun dan jadi datar setelah data inflasi AS panas
Baca juga: Emas naik didorong meningkatnya kekhawatiran inflasi, dolar melemah
Baca juga: Minyak stabil di tengah prospek kenaikan suku bunga Fed yang agresif
Baca juga: IHSG ditutup melemah, seiring ditahannya suku bunga acuan BI

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022