Namun ada fitur yang disayangkan dari ponsel tersebut yang terbatas pada konektivitas 4G padahal saat ini para pesaingnya mulai menyematkan kecanggihan agar ponsel high-endnya bisa mengakses jaringan 5G.
Baca juga: Rahasia teknologi fotografi Huawei P50
Ternyata hal itu memang sengaja dilakukan Huawei mengingat masih belum meratanya jaringan 5G di Tanah Air.
"Kita masih fokus untuk menghadirkan gadget sampai 4G karena jaringan 5G di Indonesia pun belum merata. Kami ingin pengguna kami mendapatkan pengalaman maksimal saat menggunakan gadgetnya sehingga akan disayangkan jika kami menyematkan 5G yang belum tentu bisa diakses oleh pengguna," kata Country Training Manager Huawei CBG Edy Supartono dalam perilisan virtual Huawei P50 Pro di Indonesia, Jumat.
Meski sebenarnya Qualcomm merancang chipset Snapdragon 888 yang juga dapat mengakses konektivitas 5G namun Huawei memilih untuk menggunakan Snapdragon 888 4G untuk ponsel high end teranyarnya itu.
Huawei pun meyakini ponsel kelas atas terbarunya itu akan tetap digandrungi oleh penggemar ponsel berkamera rasa profesional mengingat sudah lebih dari lima tahun pihaknya mengisi pasar itu.
Terkait sistem operasi untuk penggunaan ponsel sehari- hari, Huawei berpegang pada EMUI 12 besutannya yang dapat mendukung aplikasi unduhan dari Huawei Galery.
Edy pun mengklaim pengguna Huawei P50 Pro tetap akan merasakan performa yang mumpuni meski ponsel besutannya tidak dilengkapi dengan sistem kerja Android.
Menurutnya aplikasi- aplikasi yang saat ini sering digunakan di Indonesia seperti Grab, LINE, hingga Tokopedia serta aplikasi lainnya sudah tersedia di Huawei Galery dan tetap dapat digunakan dengan maksimal.
Huawei P50 Pro sudah dapat dipesan dengan metode pre-order mulai 11 Februari 2022 hingga 25 Februari 2022 mendatang dengan harga Rp14,9 juta.
Baca juga: Huawei P50 Pro resmi dirilis di Indonesia, berapa harganya?
Baca juga: Huawei: AppGallery tiga teratas marketplace aplikasi global
Baca juga: Huawei P50 Pro resmi hadir di Indonesia 11 Februari 2022
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022