Reuters, mengutip koran Sueddeutsche Zeitung, Sabtu, melaporkan polisi federal Jerman sebelumnya mengirimkan permintaan ke Telegram untuk memblokir kanal-kanal tersebut.
Telegram dituduh memicu tumbuhnya teori konspirasi anti-vaksin. Para pendukung teori tersebut menggunakan platform pesan instan itu untuk bertukar berita tentang bahaya vaksin sampai mengatur aksi protes, yang berkembang menjadi kekerasan.
Baca juga: Telegram akan sediakan langganan berbayar
Kanal-kanal yang diblokir termasuk milik Attila Hildmann, koki selebritas vegan yang menyebarkan teori konspirasi soal virus corona kepada lebih dari 100.000 pengikutnya.
Kementerian Dalam Negeri Jerman pekan lalu menyatakan sudah berdiskusi dengan perwakilan Telegram. Kementerian belum memberikan keterangan soal pemblokiran ini.
Sementara Telegram, tidak memberikan komentar.
Aplikasi Telegram di Jerman populer di kalangan kelompok sayap kanan jauh.
Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser bulan lalu mengatakan Jerman bisa menutup Telegram dan sedang berdiskusi dengan mitra di Uni Eropa untuk mengatur layanan pesan instan.
Baca juga: Pembaruan Telegram permudah pembuatan stiker bergerak
Baca juga: Brazil pertimbangkan tutup Telegram jelang pemilu
Baca juga: Jerman ancam akan tutup Telegram
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022