Pemerintah Kota (Pemkot) Palu mendukung pengembangan pusat pembelajaran kelor pertama di Asia Tenggara yang dibangun PT Kelor Organik Indonesia (KOI) di Kelurahan Tipo, Kota Palu, Sulawesi Tengah.KOI jadi pusat pembelajaran kelor di Asia Tenggara, fasilitasnya disiapkan sempurna
“Saya sudah tinjau dan Pemkot Palu akan mengupayakan pengembangan agar suplai bahan baku untuk pabrik sekaligus pusat pembelajaran kelor ini bisa terpenuhi,” kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid, saat melakukan kunjungan di pabrik pembelajaran kelor di Kota Palu, Minggu.
Pemkot Palu, kata dia, juga akan mendorong masyarakat agar menanam kelor dan ikut dalam pelatihan di pusat pembelajaran kelor, sehingga kelak berdampak pada pendapatan masyarakat melalui penjualan kelor kering.
“Keberadaan pabrik ini akan membantu dalam hal pendapatan masyarakat dan tenaga kerja,” kata Hadianto.
Pemilik Moringa Organik Indonesia Dudi Krisnadi mengatakan Kelor Organik Indonesia memiliki tiga unit pengelolaan kelor yakni unit pangan, obat tradisional, dan kosmetik.
Dipusat pembelajaran kelor pertama di Asia Tenggara ini juga akan ada unit pelatihan, percontohan kebun, serta alat produksi kering.
Baca juga: Teten Masduki ungkap dukungan pengembangan produk daun kelor
Dia menjelaskan masyarakat yang sudah dididik melalui pelatihan diwajibkan memiliki seribu pohon kelor atau luas sekitar 0,1 hektare. KOI akan meminjamkan alat pengering, kemudian daun yang sudah kering akan dijual ke pabrik, untuk selanjutnya diolah menjadi produk jadi.
“Seribu pohon itu karena harapan kami petani bisa berproduksi setiap hari. Jadi sebulan bisa hasilkan 50-60 kilogram. Penghasilan juga bisa Rp3 juta per bulan,” terangnya.
Hingga saat ini produk kelor yang dihasilkan dari pabrik akan memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.
“Eropa dan Amerika Serikat dan permintaan sangat tinggi, masalah kita bukan kualitas tetapi kuantitas tidak sampai,” jelasnya.
Menurut Dudi, pada Januari 2022 kelor organik baru bisa dihasilkan 1 ton per bulan, sedangkan permintaan mencapai 45 kontainer, satu kontainer berisi 15 ton.
Saat ini KOI telah memiliki 100 petani kelor yang tersebar di wilayah Sulawesi Tengah. Beberapa petani asal Gorontalo, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat juga diberdayakan.
Peluncuran pabrik pertama di Asia Tenggara dengan luas 16 hektare dan luas pengembangannya 100 hektare itu akan dilakukan tahun ini dengan 40 produk.
“KOI jadi pusat pembelajaran kelor di Asia Tenggara, fasilitasnya disiapkan sempurna,” kata Dudi.
Baca juga: Daun kelor, alternatif yang bisa dimanfaatkan obati diabetes
Pewarta: Kristina Natalia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022