Kanada, yang memiliki populasi Ukraina terbesar ketiga di dunia setelah Ukraina dan Rusia, telah menjalankan misi pelatihan yang berkekuatan 200 personel di Ukraina barat sejak 2015.
Kementerian pertahanan itu mengatakan angkatan bersenjatanya telah dipindahkan karena "lingkungan operasional yang kompleks terkait dengan agresi Rusia yang tidak beralasan terhadap Ukraina."
Rusia memiliki lebih dari 100.000 tentara yang ditempatkan di dekat Ukraina, yang bukan bagian dari aliansi militer Atlantik. Moskow membantah merencanakan serangan ke Ukraina dan menuduh Barat "panik tak terkendali".
Pasukan pertahanan Kanada telah melatih lebih dari 30.000 tentara Ukraina.
Baca juga: Khawatir konflik Rusia-Ukraina, Kanada tarik keluarga diplomat
Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan misi tersebut akan diperpanjang tiga tahun, dengan biaya 340 juta dolar Kanada (Rp3,8 triliun) dan pada akhirnya pelatih Kanada yang dikirim ke Ukraina akan berjumlah 400 personel.
Kanada juga untuk sementara memindahkan staf diplomatiknya ke kantor di Lviv, seraya menangguhkan operasi kedutaan di Kiev, kata pemerintah pada Sabtu (12/2).
Washington dan sekutu-sekutunya di Eropa serta negara-negara lain telah mengurangi atau mengevakuasi staf kedutaan dan mendesak warga negara untuk segera pergi atau menghindari perjalanan ke Ukraina.
Penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan, mengatakan pada Minggu bahwa invasi ke Ukraina oleh Rusia kemungkinan akan terjadi "kapan saja sekarang".
Sumber: Reuters
Baca juga: AS, negara-negara Barat minta warganya segera tinggalkan Ukraina
Baca juga: Menlu Blinken: AS siap hadapi diplomasi atau "agresi" Rusia di Ukraina
8.500 tentara AS siaga tinggi hadapi krisis Ukraina
Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022