• Beranda
  • Berita
  • Pasien COVID-19 butuh perawatan meningkat, RS Kota Bogor diminta siaga

Pasien COVID-19 butuh perawatan meningkat, RS Kota Bogor diminta siaga

14 Februari 2022 12:59 WIB
Pasien COVID-19 butuh perawatan meningkat, RS Kota Bogor diminta siaga
Wali Kota Bogor, Jabar Bima Arya Sugiarto (kedua dari kanan depan) saat melakukan peninjauan kesiapan tempat tidur isolasi di Rumah Sakit Hermina Kota Bogor, Senin (7/2/2022). (FOTO ANTARA/Linna Susanti)

Rumah sakit harus menyediakan secara bertahap tempat tidur isolasi sesuai kebutuhan, saat ini setiap hari bertambah pasien yang masuk RS karena COVID-19

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Jawa Barat mendata pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan rumah sakit terus meningkat sehingga 21 rumah sakit (RS) yang ada di "Kota Hujan: itu diminta menyiagakan tempat tidur isolasi minimal 30 persen sesuai aturan.

"Rumah sakit harus menyediakan secara bertahap tempat tidur isolasi sesuai kebutuhan, saat ini setiap hari bertambah pasien yang masuk RS karena COVID-19," kata Sekretaris Dinkes Kota Bogor dr Erna Nuraena di Kota Bogor, Senin.

Ia mengatakan sosialisasi kepada RS mengenai kesiagaan tempat tidur telah dilakukan sejak awal lonjakan kasus positif COVID-19 pada pertengahan Januari 2022.
 
Meskipun sebagian besar kasus positif COVID-19 bergejala ringan, katanya, namun seiring lonjakan penambahan orang terpapar virus corona tersebut jumlah yang bergejala sedang, berat hingga kritis juga meningkat.
 
Ia menjelaskan humlah pasien COVID-19 yang dirawat semakin naik dalam tiga hari terakhir.

Pada Kamis (10/2) data keterisian tempat tidur isolasi di 21 RS terdata 39,7 persen atau 318, namun pada Sabtu (12/2) sudah mencapai 41,7 persen atau 349 dari 801 tempat tidur yang disediakan.
 
"Artinya, telah ada 31 orang penambahan pasien positif COVID-19 yang mulai mengalami kondisi antara gejala sedang, berat, hingga kritis," katanya.
 
Kondisi tersebut, kata dia, dipengaruhi oleh ketahanan tubuh setiap orang yang berbeda-beda saat terpapar penyakit menular itu.
 
Orang dengan penyakit penyerta atau komorbid, lanjut usia atau belum melaksanakan vaksinasi memang lebih rentan mengalami gejala sedang, berat hingga kritis, tambahnya.
 
Ia merinci kenaikan pasien COVID-18 dapat dilihat dari keterisian ketersediaan tempat tidur isolasi di 21 RS selama tiga hari ini, dari Kamis (10/2), Jumat (11/2)  hingga Sabtu (12/2).
 
Dari 74 tempat tidur isolasi gejala ringan sudah tersedia bertambah menjadi 74. Sebanyak 33,8 persen atau 25 terisi sudah bertambah menjadi 44 persen sehingga ada 33 pasien.
 
Begitu pun tempat tidur gejala sedang dengan ketersediaan 458 unit menjadi 491 yang dari 40,2 persen atau 173 terisi menjadi 41,5 persen atau 204.
 
Kemudian, tempat tidur gejala berat masih sama tersedia 141, namun dari terisi 45,4 persen atau 64 terisi sudah bertambah menjadi 51,8 atau 73.
 
Sementara, tempat tidur UGD dari tersedia 71 menurun menjadi 68, sebanyak 23,8 persen atau 17 terisi menjadi 14,7 persen atau 10.
 
Lalu tempat tidur ICU yang semula 57 unit telah bertambah menjadi 62, terdapat 49,1 persen atau 28 terisi meningkat 46,8 persen atau 29.
 
"Dari data itu, masyarakat bisa melihat pentingnya pencegahan agar pengendalian pasien COVID-19 yang memerlukan perawatan rumah sakit juga berkurang dengan cara vaksinasi, karena satu nyawa saja pun berharga," demikian Erna Nuraena.
 

Pewarta: Linna Susanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022