Dosen UMM sekaligus penggagas kolaborasi penelitian tersebut, Uswatun Chasanah di Malang, Jawa Timur, Senin, mengaku proposal penelitian yang ia gagas bersama rekan-rekannya lolos tahap pendanaan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Muhammadiyah Aisyiyah (APTFMA).
Seleksi pemberian hibah tersebut melibatkan seluruh Universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah di Indonesia.
Ina, sapaan akrab Uswatun Chasanah, menjelaskan bahwa industri farmasi Indonesia sampai saat ini masih bergantung pada impor pasokan bahan baku obat dari luar negeri. Sekitar 90 persen bahan baku pembuatan obat tablet bukan dari dalam negeri.
Baca juga: UMM masuk 23 universitas terbaik Asia
Baca juga: UMM luncurkan profeed bantu tingkatkan produktivitas peternak sapi
Menurutnya, Indonesia perlu segera mengembangkan bahan-bahan yang berpotensi menjadi bahan baku pembuatan obat.
“Jika penelitian eceng gondok dan kulit jeruk ini mendapat hasil yang bagus, kedua bahan tersebut dapat membuat harga obat menjadi lebih murah. Sebab, harga kedua bahan baku obat tersebut relatif tidak mahal ketimbang bahan impor negeri,” kata dosen kelahiran Kota Batu tersebut.
Lebih lanjut, Ina menuturkan eceng gondok dan kulit jeruk dipilih karena mengandung serat selulosa dan tinggi akan kandungan antioksidan. Keduanya juga dapat memiliki pertumbuhan yang cepat dan cukup mudah didapatkan.
Kelebihan ini dinilai dapat mempermudah proses pembuatan obat, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri.
"Eceng gondok memiliki kandungan selulosa yang tinggi, yaitu 60 persen selulosa, 8 persen hemiselulosa, dan 17 persen lignin. Sedangkan kulit jeruk mengandung selulosa sebesar 5,36 persen. Dengan adanya persentase selulosa yang cukup besar, menjadikan kedua bahan alam ini dapat digunakan untuk bahan baku sediaan farmasi,” katanya.
Selain UMM, penelitian ini juga diinisiasi oleh empat dosen dari universitas yang berbeda, yakni Universitas Muhammadiyah Lamongan, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Bandung, dan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon.
Ia mengemukakan sampai saat ini penelitian yang dilakukan telah mencapai tahap ekstraksi kulit jeruk dan eceng gondok.
“Kami berharap penelitian yang kami upayakan ini mampu menghasilkan hasil positif. Sehingga, industri farmasi Indonesia dapat memiliki alternatif lain dalam bahan baku obat, sehingga masyarakat bisa mendapatkan obat dengan harga yang relatif lebih terjangkau,” katanya.*
Baca juga: RS UMM raih penghargaan rumah sakit rujukan COVID-19 terbaik Jatim
Baca juga: UMM gandeng KBRI dan PCIM Jepang kaji sistem energi bebas karbon
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022