Ia menyebutkan pembicaraan AS dengan Rusia "tidak membuahkan banyak hasil", namun dialog dengan Presiden Vladimir Putin masih terbuka melalui pemimpin Jerman dan Prancis.
Pejabat itu, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengatakan semakin berat sanksi Uni Eropa terhadap Rusia jika terjadi invasi militer, semakin besar pukulan bagi blok tersebut seandainya Moskow melakukan balasan.
Menurutnya, 40 persen gas Uni Eropa berasal dari Rusia dan blok tersebut sedang mengadakan pembicaraan dengan Norwegia dan Qatar mengenai penambahan pasokan energi jika diperlukan.
Baca juga: Uni Eropa sudah siapkan sanksi 'berat' untuk Rusia
Ia juga mengatakan Uni Eropa sedang melihat seberapa gesit Rusia dapat mengalihkan pasokan energi mereka ke China apabila negara itu memangkas penjualannya ke Eropa.
Blok itu juga mengantisipasi kedatangan pengungsi seandainya Rusia menyerang Ukraina, katanya.
Pejabat tersebut mengungkapkan bahwa Uni Eropa berharap dapat menentukan dukungan makroekonomi lebih lanjut bagi Ukraina dan bahwa Kiev sedang mencari dukungan politik yang lebih banyak.
Sejumlah negara di Uni Eropa ingin menjatuhkan sanksi berat untuk mencegah Rusia melakukan serangan apa pun, namun yang lainnya mengatakan bahwa sanksi itu membuat ketegangan semakin panas dan bahwa blok tersebut hanya akan bereaksi nanti apabila diperlukan, katanya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Bank-bank Eropa dan AS diminta bersiap hadapi serangan siber Rusia
Baca juga: AS minta Jepang alihkan impor LNG ke Eropa jika pasokan terganggu
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022