Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, melonjak 27,3 dolar AS atau 1,48 persen menjadi ditutup pada 1.869,40 dolar AS per ounce, setelah sempat mencapai puncak sesi di 1.872,80 dolar AS, level tertinggi yang pernah dicapai sejak pertengahan November.
Emas mendapat dukungan luas pada Senin (14/2/2022) karena investor memiliki kesempatan pertama mereka untuk bereaksi terhadap panggilan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Joe Biden pada Sabtu (12/2/2022) yang tidak membuahkan hasil.
"Kami mendapat pelarian ke emas saat ini karena pasar ekuitas dilanda aksi jual. Kami juga memiliki banyak data ekonomi besar yang keluar minggu ini, dan fokus utamanya adalah inflasi," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Indeks-indeks utama saham AS melanjutkan penurunannya di tengah kekhawatiran atas lingkungan suku bunga yang lebih tinggi dan setelah AS memperingatkan bahwa Rusia mungkin membuat dalih mengejutkan untuk serangan ke Ukraina.
"Kami percaya eskalasi situasi lebih lanjut akan menghalangi The Fed menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Maret, karena ini dapat memicu gejolak berlebihan di pasar keuangan," kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi.
Pasar sekarang menunggu data harga produsen untuk Januari dan risalah dari pertemuan kebijakan moneter Januari bank sentral AS pekan ini.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 47,9 sen atau 2,05 persen, menjadi ditutup pada 23,848 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 9,3 dolar AS atau 0,91 persen, menjadi ditutup pada 1.028 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas berada dekat puncak 3-bulan, ketegangan Ukraina picu permintaan
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022