• Beranda
  • Berita
  • Boyolali tingkatkan 3T antisipasi lonjakan kasus COVID-19

Boyolali tingkatkan 3T antisipasi lonjakan kasus COVID-19

15 Februari 2022 08:27 WIB
Boyolali tingkatkan 3T antisipasi lonjakan kasus COVID-19
Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali Puji Astuti memberikan keterangan perkembangan kasus COVID-19 di Boyolali. ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, meningkatkan pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing) dan perawatan (treatment) atau 3T untuk mengantisipasi terus melonjaknya kasus COVID-19, khususnya varian baru omicron, di daerah itu.

"Kami dorong tingkatkan kegiatan 3T yang sudah menjadi prosedur tetap untuk mengantisipasi penularan kasus terus bertambah di Boyolali," kata Kepala Dinkes Boyolali Puji Astuti di Boyolali, Selasa.

Menurut dia, kegiatan 3T tersebut juga untuk percepatan menentukan jenis penyakit berdasarkan gejala (diagnostik).

"Kami sudah turunkan kriteria menjadi kriteria tipe C dengan cukup tes antigen, jika hasilnya positif menjadi dasar diagnosa," kata Puji.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Boyolali juga memperkuat program "Jogo Tonggo" untuk memantau warga yang harus menjalani isolasi mandiri agar tetap disiplin dan penegakan protokol kesehatan.

"Jika pasien tanpa gejala tidak memungkinkan isolasi mandiri di rumahnya, maka mereka harus dipindahkan ke isolasi terpusat," katanya.

Dia mengatakan kasus aktif COVID-19 di Boyolali, dua terakhir ini terus bertambah. Kasus aktif, pada Minggu (13/2) bertambah 75 kasus dan Senin (14/2), bertambah lagi 65 kasus baru. Sehingga, secara total menjadi 25.035 kasus.

"Kasus aktif COVID-19 di Boyolali hingga Selasa ini, total 370 kasus, yang yang terdiri dari 31 kasus menjalani perawatan di rumah sakit, 338 kasus isolasi mandiri dan satu kasus isolasi terpusat," katanya.

Warga yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 di Boyolali hingga kini bertambah enam kasus sehingga menjadi 23.255 kasus atau sekitar 92,9 persen dan angka kematian akibat terkonfirmasi positif tidak ada tambahan, sehingga tetap 1.416 kasus atau 5,7 persen.

Boyolali masuk zona risiko rendah atau zona kuning, dengan kriteria PPKM masuk level 2, dengan skor indeks kesehatan masyarakat (IKM) COVID-19 pada angka 2.60. Prosentase tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (BOR) sekitar 8 persen.

Boyolali ada beberapa desa/kelurahan yang kembali masuk zona merah. Khusus Boyolali Kota ada lim,a yakni Winong, Mudal, Karanggeneng, Kiringan dan Banaran. Kecamatan Musuk ada satu desa zona merah, Cepogo, Tamansari, Sambi dan Mojosongo, masing-masing juga satu desa.

Berdasarkan peta penyebaran kasus COVID-19 di Dinkes Boyolali, penyebutkan Kecamatan Ngemplak ada lima desa masuk zona merah, yakni Pandeyan, Sawahan, Gagaksipat, Sindon dan Sobokerto.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022