• Beranda
  • Berita
  • Rupiah menguat jelang rilis data neraca perdagangan Januari

Rupiah menguat jelang rilis data neraca perdagangan Januari

15 Februari 2022 09:44 WIB
Rupiah menguat jelang rilis data neraca perdagangan Januari
Ilustrasi - Karyawan menghitung uang di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj/aa.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat jelang rilis data neraca perdagangan Januari 2022.

Rupiah bergerak menguat 22 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp14.304 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.326 per dolar AS.

"Hari ini rupiah mungkin bisa melanjutkan penguatannya tapi tekanan terhadap rupiah juga belum hilang," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Pada awal pekan, rupiah berhasil menguat terhadap dolar AS di tengah banyaknya tekanan terhadap rupiah seperti rencana invasi Rusia ke Ukraina, kenaikan inflasi global, dan ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif serta tingginya kasus COVID-19 di Tanah Air. Menurut Ariston, faktor penekan rupiah tersebut masih belum hilang.


Baca juga: Rupiah Selasa pagi menguat 22 poin

"Sementara penguatan rupiah didukung oleh bantahan Rusia soal invasi ke Ukraina, data pertumbuhan penjualan ritel Indonesia di bulan Januari yang membaik, dan pengumuman pelonggaran PPKM level 3. Faktor di atas masih bisa mendukung penguatan rupiah hari ini," ujar Ariston.

Hari ini, lanjut Ariston, sentimen negatif di pasar keuangan terlihat berkurang dengan positifnya sebagian indeks saham Asia. Hal itu dinilai bisa membantu penguatan rupiah.

Pelaku pasar juga akan memperhatikan data neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2022 yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini.

Pelaku pasar berekspektasi surplus akan berkurang dibandingkan bulan sebelumnya karena kenaikan impor. Kenaikan impor bisa disebabkan oleh membaiknya roda perekonomian dalam negeri yang membutuhkan barang modal dan konsumsi dari luar negeri dan juga kenaikan harga minyak mentah.


Baca juga: Rupiah awal pekan menguat, pasar menanti rilis neraca perdagangan

"Jadi ini bisa dua sisi, kabar baik dan buruk untuk rupiah. Tapi kalau surplus berubah jadi defisit, rupiah mungkin bisa berbalik tertekan," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.300 per dolar AS hingga Rp14.350 per dolar AS.

Pada Senin (14/2) lalu, rupiah ditutup menguat 21 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.326 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.347 per dolar AS.


Baca juga: Rupiah menguat dibayangi ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed
Baca juga: Rupiah Senin pagi menguat 3 poin

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022