• Beranda
  • Berita
  • AS akan pindahkan kedutaannya di Ukraina ke kota Lviv

AS akan pindahkan kedutaannya di Ukraina ke kota Lviv

15 Februari 2022 11:26 WIB
AS akan pindahkan kedutaannya di Ukraina ke kota Lviv
Arsip foto - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menghadiri konferensi pers usai Dialog Keamanan Tingkat Tinggi Meksiko-AS di Mexico City, Meksiko, pada 8 Oktober 2021. ANTARA/Xinhua/Francisco Canedo
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Senin (14/2) mengumumkan bahwa AS akan memindahkan kedutaannya di Ukraina untuk sementara dari ibu kota Kiev ke kota Lviv di tengah eskalasi ketegangan di perbatasan Ukraina.

"Kami sedang memproses pemindahan operasi kedutaan di Ukraina untuk sementara waktu dari kedutaan kami di Kiev ke Lviv karena percepatan dramatis penambahan pasukan Rusia," kata Blinken.

"Kedutaan akan tetap (menjalin kontak) dengan pemerintah Ukraina, mengoordinasikan keterlibatan diplomatik di Ukraina," lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa negaranya juga akan tetap "(menjalin kontak) dengan pemerintah Rusia" dan "jalur diplomasi masih tetap terbuka."

Deplu AS pada Sabtu (12/2) memerintahkan penarikan sebagian besar karyawan AS yang direkrut langsung dari kedutaan di Kiev, sebuah keputusan yang menurut klaimnya diambil "karena ancaman berkelanjutan dari aksi militer Rusia" terhadap Ukraina.

Menurut deplu, layanan paspor, visa, maupun konsuler rutin lainnya telah ditangguhkan sejak Minggu (13/2) dan tugas misi tim diplomatik AS kini dikurangi menjadi hanya "menangani situasi darurat" di Lviv.

Jajaran diplomat tinggi dan pejabat pertahanan AS dan Rusia mengadakan pembicaraan telepon terpisah pada Sabtu guna membahas krisis Ukraina, yang kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan penting melalui telepon pada hari yang sama antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Selain mengevakuasi staf diplomatiknya, AS juga mendesak warga negaranya yang sedang berada di Ukraina agar segera keluar dari negara tersebut, memperingatkan bahwa mereka yang memilih untuk tetap tinggal tidak akan dapat mengandalkan militer AS untuk penyelamatan jika perang pecah di Ukraina.

Washington telah merilis data intelijen yang menyatakan invasi Rusia akan segera terjadi di Ukraina, tetapi menolak untuk merincinya. Sementara itu, Moskow telah berulang kali membantah niat untuk melakukan invasi, dengan menuding pemerintahan Biden dilanda "histeria."
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022