Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) konsisten memberikan dukungan kepada implementasi percepatan pemanfaatan energi terbarukan melakukan program Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya atau Gerilya yang melibatkan berbagai kampus di Indonesia.Program ini merupakan salah satu agenda besar dari Kementerian ESDM untuk generasi muda dalam mengedukasi energi bersih.
Sebanyak 57 mahasiswa dari 29 kampus yang tergabung dalam Gerilya Kampus Merdeka Kelompok II akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja langsung di sektor energi bersih terutama sektor pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
"Program ini merupakan salah satu agenda besar dari Kementerian ESDM untuk generasi muda dalam mengedukasi energi bersih," kata Manajer Program Gerilya Khoiria Oktaviani dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menteri ESDM: PLTS bakal jadi tulang punggung energi bersih Indonesia
Gerilya merupakan program besar yang diluncurkan tahun lalu oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, serta melibatkan badan usaha swasta, akademisi, praktisi, asosiasi, lembaga swadaya masyarakat, dan stakeholder energi.
Terdapat tiga tujuan utama dari pelaksanaan program Gerilya, yaitu meningkatkan bauran energi terbarukan sebesar 23 persen pada 2025, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan kolaborasi lintas generasi lintas institusi.
"Target kami dari program Gerilya ini salah satunya menyiapkan sumber daya manusia untuk mendorong target bauran energi baru terbarukan," ujar Khoiria.
Lebih lanjut ia menyampaikan perlu kolaborasi dan bergerak bersama untuk mewujudkan ekosistem energi baru terbarukan di Indonesia.
Para mahasiswa itu mendapatkan berbagai manfaat dari mengikuti program Gerilya tersebut, salah satunya pengalaman persiapan memasuki dunia kerja dari perusahaan mitra sektor ESDM.
"Ini adalah pengalaman berharga, bisa menjadi bekal bagi mahasiswa ke depan," ucap Khoiria.
Pada program Gerilya Kelompok I yang berlangsung tahun lalu, peserta telah berkontribusi membantu proses instalasi PLTS atap sebesar lebih dari 2,3 megawatt peak (MWp) dan penyusunan dokumen pra-studi kelayakan PLTS atap dengan total kapasitas lebih dari 2 MWp.
"Kami juga akan memilih peserta yang dianggap siap dan punya kompetensi untuk melakukan uji sertifikasi PLTS. Kalau di Batch I ada 16 orang yang ikut uji sertifikasi dan semuanya dinyatakan lulus," ungkap Khoiria.
Baca juga: AP II targetkan 20 bandara gunakan PLTS pada 2025
Ketua Magang dan Studi Independen (MSIB) Kampus Merdeka Kemendikbudristek Tutus Kusuma mengungkapkan tujuan utama pelaksanaan MSIB agar mahasiswa mendapatkan pengalaman bekerja pada lingkungan profesional sesungguhnya, sehingga siap menapaki dunia kerja selepas masa kuliah.
"Pengalaman ini tidak akan kalian dapatkan di kampus, pengalaman ini jauh lebih berharga saat nanti kalian menghadapi dunia kerja," kata Tutus.
Sementara itu bagi industri, sambung Tutus, pelaksanaan MSIB ini merupakan sebagai cadangan talenta di masa depan sekaligus ajang pemupukan ide-ide segar untuk pengerjaan proyek maupun pemecahan masalah-masalah praktis dunia industri.
"Mitra bisa mengeluarkan golden ticket. Artinya, mahasiswa ini bisa langsung direkrut oleh mitra dalam satu-dua tahun setelah lulus," ungkapnya.
Tutus mengungkapkan, terdapat 1.848 mitra yang berminat dan melakukan registrasi untuk turut serta melaksanakan program MSIB Kampus Merdeka. Dari jumlah tersebut terdapat 571 mitra yang dinyatakan lolos kualifikasi awal dan hanya 150 mitra yang dinyatakan lolos oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
"Seleksi ini demi menjaga kualitas program dan Gerilya merupakan salah satu dari 150 yang layak menjalankan program MSIB Kampus Merdeka. Apalagi kami lihat sejak awal Gerilya telah memberikan pembelajaran yang runtut dari awal hingga akhir bagaimana membangun energi lewat panel surya," pungkas Tutus.
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022