• Beranda
  • Berita
  • BI sebut terus gunakan data untuk dukung perumusan kebijakan

BI sebut terus gunakan data untuk dukung perumusan kebijakan

15 Februari 2022 16:26 WIB
BI sebut terus gunakan data untuk dukung perumusan kebijakan
Tangkapan layar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman dalam webinar G20 "Exploring New Data for Better Policy Making" di Jakarta, Selasa (15/2/2022). ANTARA/Sanya Dinda

Sebagai institusi pembuat kebijakan, BI juga memastikan penggunaan data statistik secara intensif untuk menyempurnakan perumusan kebijakan

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman mengatakan pihaknya terus menggunakan data untuk mendukung perumusan kebijakan agar lebih sempurna.

"Sebagai institusi pembuat kebijakan, BI juga memastikan penggunaan data statistik secara intensif untuk menyempurnakan perumusan kebijakan," kata Aida dalam webinar G20 "Exploring New Data for Better Policy Making" yang dipantau di Jakarta, Selasa.

BI juga telah menggunakan kumpulan data transaksi individu untuk dianalisis sebagai dasar pengambilan kebijakan. Sejak 2015, Bank Indonesia pun menginisiasi sejumlah proyek analisis big data.

"Ini terutama untuk menganalisis keterkaitan dalam sistem finansial dan pembayaran, serta keterkaitan e-commerce dan fintech," katanya.

Bekerja sama dengan institusi lain, Bank Indonesia juga melakukan inisiatif "New Data gap" sebagai kelanjutan program dari pertemuan Financial Track G20 sebelumnya untuk meningkatkan ketersediaan data dan memperbaiki bentuk pengambilan kebijakan.

"Terdapat empat area terkait inisiatif ini yakni perubahan iklim, distribusi informasi, data fintech dan inklusi keuangan, dan akses kepada data dari sumber daya swasta dan data administrasi," katanya.

Menurutnya, pelaku usaha juga telah mempertimbangkan dampak era digital terhadap pergeseran perilaku konsumen Indonesia yang mulai diproses datanya termasuk untuk merumuskan strategi bisnis, mengembangkan produk, dan melakukan pemasaran.

"Seperti yang kita ketahui wawasan konsumen dapat digali untuk dikumpulkan dan dianalisis sebagai sumber data. Tersedia dalam data, tren harus dikenali dan agar kami dapat melakukan penyesuaian yang tepat jika diperlukan," ucapnya.

Baca juga: BI: QR lintas batas dukung integrasi keuangan di kawasan ASEAN
Baca juga: BI optimistis BSPI 2025 buka akses 91,3 juta penduduk kepada perbankan
Baca juga: BI: Digitalisasi akan mentransformasi Indonesia menjadi negara maju

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022