"Kami memang kemas pameran ini terkesan ada spiritnya, untuk itu kami pamerkan karya berjudul `black magic` Bali," kata Koordinator Pameran bertajuk "Art of Peace", Muhamad Arifin saat pembukaan pameran, Minggu malam.
Pelukis asal Banyuwangi itu mengatakan, lukisan dengan judul "black magic" dilukis di atas kanvas berukuran 90 x 110 cm.
"Saat melukis itu, saya akui sangat takut dan mencekam," jelas Arifin meyakinkan.
Inspirasi lukisan itu, kata dia berdasarkan spirit alami yang dirinya peroleh dalam dunia lukis melukis.
"Saya salut dengan tarian Calonarang Bali, setelah nonton kami berinspirasi untuk melukis berbau "black magic" atau ilmu hitam itu," katanya.
Pada lukisan "black magic`itu, jelas Arifin menggambarkan kekuatan dari monster yang dijuluk "Rangda" sebagai simbol "black magic."
"Kami wujudkan Rangda itu dari lidahnya mengeluarkan api, kemudian secara simbolik di depan rangda itu kami lukiskan seoran ibu garang membawa bayi," ujarnya.
Ia mengaku lukisan yang hampir setahun dirinya buat itu, pada saat pameran dijual dengan harga Rp 17 juta.
"Sudah ada wisatawan asing yang berminat dalam lukisan itu," kata pria yang sangat mengagumi budaya Bali itu.
Selain lukisan yang berbau magis, pada ruang pameran bertingkat dua itu juga dipamerkan karya dua bersaudara cacat fisik yakni I Nyoman Piadnya dan I Ketut Budiasa.
"Ada juga wanita cacat fisik yakni Dewi Murni yang menampilkan karya keindahan di langit," ujarnya.
Pada pameran yang akan ditutup pada hari Minggu (21/8) itu, kata dia menampilkan 52 karya dari 31 pelukis dari seluruh Indonesia. (ANT199/I006/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011