Konsorsium untuk Studi dan Pengembangan Partisipasi (Konsepsi) Nusa Tenggara Barat bekerja sama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Lombok Barat mengadakan Sekolah Lapang Iklim di Sembalun, Lombok Timur.Sekolah Lapang Iklim (SLI) diharapkan dapat menjadi strategi untuk ketangguhan pertanian masyarakat
Kegiatan itu juga merupakan buah kerja sama dengan organisasi Oxfam bersama Australian NGO Cooperation (ANCP) di Indonesia
dengan dukungan Australian Government Department of Foreign Affair and Trade (DFAT)
Direktur Konsepsi NTB, Dr Moh Taqiuddin di Mataram, Rabu, mengungkapkan dampak perubahan iklim saat ini semakin nyata dan dirasakan oleh masyarakat. Dampak perubahan iklim pula turut dirasakan sektor pertanian dan berdampak terhadap hasil pertanian.
Baca juga: Sekolah lapang iklim solusi adaptasi perubahan cuaca sektor pertanian
"Mengingat dampak perubahan iklim semakin nyata dan dirasakan oleh masyarakat terutama petani. Maka melalui Sekolah Lapang Iklim (SLI) diharapkan dapat menjadi strategi untuk ketangguhan pertanian masyarakat," ucapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, dampak perubahan iklim yang mengancam sektor pertanian tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas pertanian secara konvensional. Sehingga dibutuhkan cara yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim yang dijelaskan secara ilmiah.
"Fenomena perubahan iklim yang saat ini terjadi harus dijelaskan secara ilmiah sehingga akan kita kembangkan modul dan model pembelajaran bagi pertanian yang adaptif perubahan iklim," ujarnya.
Baca juga: Kepala BMKG: Pemahaman cuaca-iklim jadikan kemandirian petani
Perubahan Iklim juga menyebabkan cuaca ekstrem dan sulit ditebak. Dalam kondisi cuaca yang sangat ekstrem itu maka tidak mungkin petani bisa melakukan aktivitas pertanian secara konvensional.
Sehingga dengan adanya SLI maka akan memberikan sesuatu yang baru terhadap pertanian di Sembalun.
"Sehingga program ini sangat tepat dan bermanfaat bagi petani di Sembalun," ucap Serkapudin, Camat Sembalun saat menyampaikan sambutannya.
Baca juga: Konsepsi NTB kembangkan model pengelolaan resiko bencana antardesa
Terlebih sebagian besar wilayah Sembalun adalah daerah pertanian dan mayoritas masyarakat bekerja di sektor pertanian.
Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur H Abadi SP mengatakan beberapa daerah di Sembalun sudah mulai mengalami masalah kekeringan. Padahal dulu banyak sumber air yang dapat dimanfaatkan.
"Saat ini bahkan masyarakat mulai banyak yang melakukan pengeboran untuk mendapatkan air" ucapnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pelayanan Iklim Terapan BMKG Ardhasena menjelaskan kegiatan SLI Operasional penting dilakukan untuk menopang ketahanan pangan nasional.
Baca juga: Konsepsi NTB latih fasilitator Desa Tangguh Bencana
"Hampir tiga tahun kita berdampingan dengan COVID-19, dan petani adalah menjadi penopang ketahanan pangan nasional" ucapnya saat membuka SLI secara virtual.
Sehingga SLI dapat menjadi solusi adaptasi perubahan iklim di sektor pertanian guna mengurangi dampak buruk kejadian ekstrem cuaca yang dapat mengakibatkan penurunan produksi pertanian secara kuantitas maupun kualitas yang pada akhirnya mengancam ketahanan pangan nasional.
SLI merupakan salah satu bentuk dukungan BMKG pada sektor pertanian untuk meningkatkan wawasan petani tentang informasi iklim dan cuaca BMKG dan memanfaatkan informasi itu untuk kegiatan pertanian.
Baca juga: BMKG rekomendasikan Pemprov Banten perkuat sistem mitigasi di Cilegon
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022