Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso mengatakan para peserta program rintisan eksportir baru dihadirkan untuk menunjukkan ketahanan UKM Indonesia di tengah pandemi COVID-19.
"Pada Presidensi G20 ini, kami menghadirkan 16 UKM terpilih dimana di antaranya merupakan hasil Program Jasa Konsultasi yaitu CPNE. Sebuah program pelatihan berkelanjutan selama satu tahun atau bisa kita bilang inklusi keuangan kepada para UKM berorientasi ekspor yang bertujuan agar dapat melahirkan eksportir baru," ujar Rijani dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Baca juga: LPEI tampilkan produk UMKM binaan di hadapan delegasi G20
UKM tersebut dapat ditemui pada stan Rumah Joglo dan Rumah Minahasa di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta, dengan beragam produk seperti fesyen, kerajinan tangan dan dekorasi rumah, sampai dengan aksesoris.
Lebih uniknya lagi Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dari salah satu mitra binaan yang memproduksi kain sarung diboyong langsung ke JCC dan menarik perhatian sejumlah delegasi, bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Program CPNE merupakan salah satu mandat pemerintah melalui Undang-Undang kepada LPEI untuk menciptakan eksportir baru. Program tersebut pada masa pandemi COVID-19 telah melahirkan lebih dari 2.000 alumni.
"Harapannya tentu adalah inklusi keuangan yang berkelanjutan kepada UKM dapat terakselerasi khususnya terkait ekspor sesuai dengan salah satu agenda finance track pada Presidensi G20 Indonesia yaitu Financial Inclusion: Digital and SMEs," kata Rijani.
Baca juga: Indonesia tonjolkan keragaman budaya dan UMKM pada Presidensi G20
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022