• Beranda
  • Berita
  • Wall Street berakhir melemah tertekan kekhawatiran atas krisis Ukraina

Wall Street berakhir melemah tertekan kekhawatiran atas krisis Ukraina

19 Februari 2022 06:52 WIB
Wall Street berakhir melemah tertekan kekhawatiran atas krisis Ukraina
Ilustrasi - Seorang pialang Wall Street berekspresi saat melihat pergerakan harga saham di layar bursa New York Stock Exchange (NYSE) di New York, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Lucas Jackson/aa.
Wall Street berakhir lebih rendah pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah meningkatnya ketegangan di Ukraina dan peringatan AS tentang potensi invasi Rusia mendorong investor untuk membuang aset-aset berisiko menjelang akhir pekan yang panjang.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 232,85 poin atau 0,68 persen, menjadi menetap di 34.079,18 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 31,39 poin atau 0,72 persen, menjadi berakhir di 4.348,87 poin. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 168,65 poin atau 1,23 persen, menjadi ditutup di 13.548,07 poin.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor teknologi merosot 1,1 persen, memimpin penurunan. Sementara itu, sektor bahan pokok konsumen naik 0,11 persen, merupakan satu-satunya kelompok yang naik.

Indeks mencatat penurunan mingguan untuk minggu kedua berturut-turut, diterpa oleh meningkatnya ketegangan antara Moskow dan Barat atas Ukraina. Untuk minggu ini, indeks S&P 500 turun 1,6 persen, indeks Dow kehilangan 1,9 persen dan indeks Nasdaq jatuh 1,8 persen.

Nasdaq turun tajam, ditarik oleh penurunan saham dengan pertumbuhan tinggi, termasuk Apple, Amazon dan Microsoft.

Separatis yang didukung Rusia membawa warga sipil ke dalam bus dari daerah-daerah yang memisahkan diri di Ukraina timur, perkembangan lain dalam konflik yang diyakini Barat akan digunakan Moskow sebagai pembenaran untuk invasi habis-habisan terhadap tetangganya.

Sementara itu, Rusia mengatakan tidak berniat menyerang Ukraina, menuduh Barat menyebarkan ketakutan.

Spekulasi tentang langkah Federal Reserve selanjutnya juga membebani ekuitas. Presiden Bank Fed New York John Williams mengatakan pada hari sebelumnya bahwa akan tepat untuk menaikkan suku bunga pada Maret, tanpa menyebutkan besarnya.

"Ini adalah pasar yang membingungkan, bingung tentang Ukraina, bingung tentang seberapa agresif Fed akan terjadi, dan cukup banyak mengabaikan hasil laba yang sangat kuat dari kuartal keempat," kata Tim Ghriskey, ahli strategi portofolio senior di Ingalls & Snyder di New York. .

Berakhirnya kontrak opsi bulanan juga terlihat menambah volatilitas menjelang hari libur pasar AS pada Senin (21/2/2022) untuk Hari Presiden.

Intel Corp anjlok 5,3 persen ke level terendah sejak 2020 setelah perubahan haluan pembuat chip itu gagal mengesankan investor yang khawatir tentang kehilangan pangsa pasarnya.

Sekitar 78 persen dari 417 perusahaan S&P 500 pada musim pelaporan ini membukukan laba kuartalan di atas perkiraan analis sesuai data Refinitiv.

Roku Inc terperosok 22 persen setelah pendapatan kuartalan platform streaming itu dan prospek kuartal pertamanya mengecewakan. DraftKings Inc juga anjlok 22 persen setelah perusahaan taruhan olahraga itu memperkirakan kerugian 2022 yang lebih besar dari yang diantisipasi.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 11,3 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,3 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.​​​​​​​

Baca juga: Wall St jatuh karena ketegangan di Ukraina, Dow anjlok 622 poin
Baca juga: Saham Jepang ikuti kenaikan Wall Street, ekuitas teknologi bersinar
Baca juga: SEC AS sedang selidiki perdagangan Wall Street dalam blok besar saham

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022